Sudah
lama sekali saya makan serabi yang ini, tapi baru ingat sekarang
untuk menuliskannya. Beberapa kali sudah berjanji untuk menuliskannya
di blog ini tetapi kemudian lupa dan menuliskan hal lain pula.
Sekarang saya benar-benar akan menuliskannya. Hahaha...
Di
Solo, sebenarnya saya tak berharap banyak mengenai kuliner. Menemukan
banyak makanan yang tak sesuai dengan lidah saya membuat saya urung
untuk berburu kuliner terlalu banyak. Intinya saya lebih banyak
membeli pernak-pernik dan pakaian buat dibawa pulang dibandingkan
mencoba makanan yang ada di Solo. Sebab pertama kali makan makanan di
Solo, perut saya mulas besoknya dan saya harus beberapa kali
bolak-balik kamar mandi. Inilah susahnya kalau lidah Melayu yang
lebih suka cencalok dan ikan asam pedas.
Tetapi
karena banyak yang menyarankan untuk mencoba serabi yang satu ini,
saya rasa tak ada salahnya untuk mencoba dan memang saya harus
mengatakan orang-orang yang memberi saran itu benar. Serabi ini tak
sulit saya habiskan. Saya membeli berbagai rasa dan serabinya memang
enak sekali. Di Pontianak sulit menemukan orang yang khusus menjual
serabi seperti ini. Serabi Notosuman ini bahkan punya banyak sekali
loyang yang digunakan untuk mencetak dan memasak serabi-serabi yang
mereka jual.
Lembutnya
bagian serabi dan manis gurihnya membuat lidah bergoyang dan saya
harus menahan diri kekenyangan saat berusaha menghabiskan sekotak
serabi ini. Semua orang yang datang ke Solo wajib coba serabi ini.
Semua orang tahu lokasinya. Naik taksi di Solo juga tidak terlalu
mahal kok.