Ada
lomba menulis novel yang deadlinenya kurang dari satu bulan.
Sementara kesibukan sudah meraja-lela dan saya sendiri masih tak bisa
duduk diam berjam-jam hingga berhari-hari berada di dalam kamar
terbaik saya yang selama ini saya tempati sudah lebih dari setahun di
Radio Volare. Saya tidur dan hidup di sebuah ruangan kecil yang penuh
sesak dengan banyak barang yang berantakan di dalamnya. Saya sangat
senang menghabiskan banyak waktu di sini. Cuma sekarang saat masih
masa peralihan menuju kehidupan baru PC dan kamar ini selalu saya
tinggalkan. Padahal dua kombinasi ini adalah hal yang sangat saya
butuhkan untuk menulis novel dan postingan di blog.
Ada
rasa kesal yang mendalam saat membiarkan PC ini terdiam membeku di
dalam kamar sendirian tanpa menemukan sosok saya yang meringkuk di
tilam sendirian. Semua waktu saya sebagian besar habis di luar kamar
ini dan jauh dari PC yang selama ini memanjakan saya dengan
tampilannya yang meraksasa, beda jauh dengan netbook 10 inchi yang
selama ini saya gunakan.
Deadline
novel sudah menunggu. Tapi PC jauh dari jangkauan dan saya tak bisa
lagi mempertanyakan mengapa ada sebagian orang yang tak memilikinya
di rumahnya. Barangkali memang komputer menjadi barang yang sama
sekali belum berguna buat mereka. Ini sangat mengganggu saya yang
bisa menemukan PC begitu saja di dalam kamar. Sekarang saya harus
meluangkan waktu untuk singgah ke kamar saya sebentar, seperti
seseorang yang mendatangi warnet untuk mengupdate blognya atau
mengikuti perlombaan. Jujur saya sebal dengan keadaan ini. Kalau saja
PC ini bisa saya tempelkan di tubuh saya tentu akan sangat
menyenangkan. Saya tinggal mengetik kapan pun saya mau.
Mau
tak mau, saya sementara jauh dari PC menulis dengan kertas dulu.
Padahal jiwa bersaing saya sedang ON banget. Tetapi keadaan
benar-benar tak memungkinkan bagi saya melakukannya di kamar di depan
PC saya.