Target,
sesuatu yang kayaknya kalau sudah dewasa menjadi sesuatu yang sangat penting. Memang
tak semua orang punya target dalam kehidupannya. Ada yang lebih suka menjadi
orang yang mengikuti arus saja. Tak peduli ke mana arus akan membawanya. Dia lebih
suka mengikutinya. Ada pula orang yang suka melawan arus. Tak jarang ada yang
kadang bergantian, mengikuti arus dan melawannya juga, bergantung kebutuhan dan
target yang dia buat.
Setelah
berada di dunia nyata dan meninggalkan bangku pendidikan ternyata target itu
bagi saya sangat penting. Apalagi soal kehidupan masa depan menyangkut eros. Nilai
cinta kasih antara orang yang berlawanan jenis. Dulu selalu memandang semua hal
dengan hati lebih dulu. Tak peduli dampaknya bisa buruk buat kelangsungan masa
depan dan hal lain yang tersangkut di dalamnya. Paling penting mikirin cinta
dulu. Beda dengan sekarang. Barangkali karena saya sudah berada dalam tahap ‘benar-benar
dewasa’ ya?
Ketika
saya membuat sebuah target memang saya tidak merasa bahwa target tersebut harus
tercapai seperti yang saya buat. Misalnya saya membuat target untuk menulis
buku dalam waktu kurang dari satu bulan. Kalaupun harus menghabiskan waktu dua
bulan bukan berarti saya melanggar target sendiri. Melainkan target itu hanya
sebagai acuan dan penyemangat supaya lebih fokus. Tapi tetap, membuat target
penting sekali sehingga kita tidak melenceng dari jalur yang benar dan
seharusnya. Jadi kalau ada orang yang tak mau membuat target dan perencanaan
lalu menawarkan cinta, duh saya harus berpikir ulang untuk menjalin hubungan
jangka panjang dengannya.
Itu
sebabnya sekarang tak begitu terlalu terluka dengan beberapa hal yang harus
saya lepaskan. Malah lebih ikhlas saat hal-hal tersebut harus saya hilangkan. Ah
ini mau nulis apa sebenarnya?