Banyak
di antara kita yang suka mentok menulis karena kita pikir tulisan
kita buruk atau rasanya tak akan ada satu orang pun yang akan membaca
tulisan tersebut. Tulisan kita kalah jauhlah dari banyak orang. Ada
saja pikiran buruk yang membuat kita merasa bahwa kita belum layak
untuk terus menulis. Ada saja alasan untuk tidak melanjutkan sebuah
tulisan. Apalagi kalau sudah menyangkut karya fiksi. Kebanyakan
penulis saya rasa akan menghentikan tulisannya itu saat novelnya
sudah setengah selesai. Beda dengan puisi atau cerita pendek yang
memang lebih gampang diselesaikan.
Novel
yang ratusan bahkan siapa tahu ada yang bisa menuliskan sampai ribuan
halaman barangkali akan menuntut banyak waktu dan konsentrasi yang
tinggi. Tapi tak ada yang tak mungkin di dunia ini selama kita bisa
konsentrasi dan lebih fokus untuk menuliskannya. Jangan takut tulisan
kita buruk. Katakanlah kita memang penulis yang buruk tapi siapa yang
mau menghakimi tulisan kita? Siapa yang berhak mengatakan bahwa
tulisan itu jelek? Bisakah mereka menulis yang sama? Menyelesaikan
tulisan sebanyak yang kita bisa?
Jangan
takut dengan ketakutanmu sendiri. Kendalikan perasaan mengenai
tulisan saya buruk, tulisan saya tidak akan pernah diterbitkan. Coba
intip lemari-lemari buku yang ada di Gramedia, saya yakin saat kamu
menghabiskan beberapa halaman pertama dari beberapa judul buku yang
ada di sana kamu akan mengatakan pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa
menulis jauh lebih baik dari orang yang karyanya dipajang di sana.
Menulislah dengan buruk kalau memang itu membuatmu tetap menulis.
Jangan menulis dengan baik. Karena menulis itu soal latihan. Latihan
untuk terus menulis tanpa henti.
Menulis
adalah langkah menuju keabadian. Maukah kamu menjadi orang yang
menjadi abadi di dunia ini melalui tulisan-tulisanmu? Maukah kamu
dikenang dengan banyak sisi oleh banyak orang di dunia ini. Kalau
memang tulisanmu nantinya tak akan ada yang menerbitkannya buat blog.
Sekarang banyak orang yang bisa menulis satu demi satu postingan
untuk diterbitkan sendiri. Tanpa takut ada yang mengatakan: 'maaf
tulisan anda belum bisa kami terbitkan'. Jika tujuanmu untuk berbagi
dengan orang lain untuk apa mencoba menembus penerbit besar?
Terbitkan sendiri dalam bentuk buku elektronik atau blog, ingin lebih
besar perjuangannya? Terbitkan secara indie dan tembus pasarmu
sendiri.
Kebanyakan
penulis hanya takut mendapatkan kecaman betapa buruknya tulisan
mereka dan membuat mereka merasa harus berhenti menulis atau selalu
menekan tombol 'backspace'. Berhentilah mencoba menjadi penulis yang
sempurna. Karena kita hanya manusia biasa. Paling penting adalah
tulisan tersebut bisa membuat perubahan di dunia ini. Mau kecil atau
besar. Kembalikan lagi pada diri kita. Berikan semangat pada diri
yang selalu ingin menulis yang terbaik tetapi berhenti melakukan
latihan menulis buruknya.
Semuanya
dimulai dengan langkah pertama. Malu pada anak kecil yang bisa
berlari padahal sejak awal dia melangkahkan kakinya, berapa kali dia
pada akhirnya jatuh dan dia tak pernah berhenti untuk mencoba
melangkah kembali. Jangan harap seorang bayi akan menjadi pelari
ulung. Begitu juga dengan diri kita. Tak bisa berharap pada tulisan
pertama yang akan menjadi tulisan yang bagus, tulisan yang baik,
tulisan yang membuat orang lain kagum. Selalu ada tulisan-tulisan
yang 'jatuh' dan membuat kita kuat untuk bangkit kembali.
Sekarang
mulailah menulis dengan buruk.