Entah
mengapa terkadang orang tak bisa membedakan antara saya sedang
bercanda atau tidak. Tetapi memang ekspresi wajah yang datar membuat
orang beranggapan sesuatu yang sebenarnya serius itu adalah candaan
semata. Terkadang itu terjadi di kampus dan semuanya sepakat saya
lucu dan saya sama sekali tak sadar kalau saya itu sedang melucu.
Cerita
hari ini tentang orang-orang kantor yang beranggapan saya sedang
melucu hanyalah sebuah obrolan kecil saat sedang membagikan undangan
pernikahan saya yang tinggal menghitung hari. Undangan onlinenya bisa
dicek di sini.
Mbak
Irma: “Undangannya lucu. Cetak di mana?”
Saya:
“Di kamar.”
Mbak
Irma: “Cetak yang di kamar nanti, itu mencetak yang lain.
Undangannya cetaknya di mana?”
Saya:
“Di kamar, kan di kamar ada printer.”
*hening*
Baiklah
itu sebenarnya saya hanya ingin menyatakan bahwa undangan pernikahan
kami yang didesain sendiri itu dicetak sendiri. Tetapi saya menangkap
pertanyaannya yang diawali 'di mana'. Tentu saja saya akan
menjawabnya sebagai 'di kamar'. Ya sudahlah, keseriusan saya dianggap
sebagai kelucuan. Beberapa orang tertawa dan saya pikir saya dapat
pahala.