Semoga
kalimat itu bisa menyemangati teman-teman yang sekarang masih sendiri
dan masih misteri jodohnya. Tenang, sebelum tanggal 30 Agustus 2013
lalu pun saya masih bingung dengan siapa saya akan menikah nanti.
Ternyata sekarang saya sedang menghitung hari-hari 'menuju ke KUA'.
Walaupun sebenarnya petugas KUA yang datang ke rumah tempat akad
nikah dilangsungkan.
Sejak
terakhir kalinya saya memutuskan untuk berpisah dengan seseorang yang
saya pikir akan menjadi jodoh saya, ada pikiran buruk yang sempat
lama terpendam di dalam kepala. Bisa jadi saya memang tak punya
jodoh. Bisa jadi saya memang tidak akan bahagia di sisi 'cinta'.
Mungkin saya tak akan menikah dan punya anak seperti yang selama ini
saya impikan. Masih banyak lagi pikiran-pikiran lainnya yang merasuk
dalam kepala. Bahagia apakah memang tak pernah diciptakan untuk
mampir di dalam hidup seorang perempuan ini? Yang sudah babak belur
karena cinta.
Memandang
ke beberapa tahun belakang, saya harus mengatakan betapa banyak orang
yang harus singgah ke dalam kehidupan saya hanya untuk meninggalkan
kenangan sebagai 'mantan'. Semoga mereka sekarang berbahagia dengan
pilihan atau kesendiriannya. Satu kalimat saja yang sudah pasti untuk
mereka semua, ternyata aku memang bukan jodohmu ya. *smile
Tapi-tapi-tapi
semua keinginan yang sempat terpendam dulunya sewaktu suatu hari akan
ketemu 'mereka-mereka-yang-penuh-kenangan-itu' sekarang sudah hilang.
Inginnya bertemu saya sudah berubah menjadi perempuan cantik jelita
yang mempesona sejagat raya. Lalu saya pikir itu akan membuat saya
bahagia. Ternyata bukan hal itu yang akan membuat saya sangat
bahagia. Melainkan dipinang oleh lelaki yang dikirimkan Tuhan dengan
tiba-tiba adalah hal yang paling indah pada akhirnya.
28
Agustus 2013
Beberapa
minggu sebelumnya saya menginstall aplikasi WeChat yang sempat saya
hapus karena saya sebal dengan aplikasi tersebut. Bagaimana tidak?
Ternyata nomor ponsel saya terpampang nyata di profil saya sehingga
orang asing yang menemukan saya melalui 'look around' dengan mudah
bisa menelpon dan mengirimkan pesan di Whatsapp saya saat saya
memblokir mereka di WeChat. Nah setelah beberapa lama ternyata WeChat
yang terupdate bisa masuk menggunakan akun facebook, sehingga tak
perlu mencantumkan nomor ponsel lagi di profil. Ini jauh lebih aman
dan menjaga privasi pengguna.
Lalu,
melalui look around inilah saya menemukan seseorang yang namanya
'Arief Eka Putra'. Jaraknya dari tempat saya berada hanya 300 meter.
Saya pikir tak ada salahnya menambahkan orang ini sebagai teman. Toh
lokasinya dekat dengan Radio Volare. Tetapi saya tak tertarik untuk
menyapanya karena dia memasang foto profil yang sedang merokok.
Terus-terang saya sendiri tidak suka dengan laki-laki yang merokok.
Dia
menerima permintaan teman saya dan mulai mengomentari foto dan status
di moment saya. Muncullah diri saya yang suka ketus dengan orang
aplikasi WeChat ini. Saya memang agak ketus dengan orang asing yang
terkesan terlalu kepo. Apalagi saya lihat dia merokok. Beberapa kali
saya memberikan jawaban yang ketus untuknya setiap dia berkomentar
hingga suatu malam dia menyapa saya dan mengatakan bahwa twitter saya
muncul di koran.
Saya
tak paham maksudnya apa karena selama ini memang saya tidak pernah di
wawancarai untuk masalah pengutipan twit saya ke dalam koran. Hingga
akhirnya saya harus datang ke kantornya dan membaca koran tersebut
secara langsung. Dia terlihat sedikit segan saat pertama kali bertemu
dengan saya. Itu semua karena keketusan yang saya ciptakan di dalam
akun WeChat saya sendiri. Sebab bagi saya waktu itu dia tidak nyata.
Tak pernah saya lihat wujudnya secara langsung. Mempercayai tanpa
bertemu bukan ciri khas saya. Bahkan sudah bertemu pun bukan berarti
kita bisa langsung mempercayai orang tersebut begitu saja.
Pertemuan
malam pertama itu memberi kesan yang berbeda mengenai diri saya yang
dia anggap ketus sebelumnya. Memang sih saya orangnya to the point
tak suka bertele-tele, itu yang sebagian orang anggap ketus dan
jutek. Tapi tak mengapa, saya tak akan berusaha menyembunyikan sikap
saya yang sesungguhnya. Malam itu pertama kalinya kami ngobrol
panjang di warung kopi bersama rekan kerjanya yang memang sudah
merencanakan untuk nongkrong sambil minum-minum kopi. Tempat
nongkrong sambil minum kopi di Pontianak memang banyak. Sampai adan
yang memberi gelar Kota Seribu Warung Kopi.
29
Agustus 2013
Singkat
cerita besoknya dia menyimak siaran saya seperti biasa. Dia memang
pendengar setia Radio Volare. Radio yang sudah empat tahun menjadi
tempat kerja saya. Tetapi dia tak pernah tahu perempuan yang selalu
dia dengar suaranya di radio adalah perempuan yang sama yang ketus
dan jutek padanya di WeChat. Kadang jalan jodoh itu memang lucu. Dia
yang memang sejak awal sudah naksir, ini katanya dia sih, mencari
perhatian saya dengan membawakan makan siang. Malamnya jalan lagi ke
warung kopi. Ah memang tak ada rasa romantis dalam diri orang ini.
Saya ikut saja. Kali ini dia membonceng saya karena saya sendiri
malas mengendarai sepeda motor saya. Obolan panjang kedua pun
terjalin. Curhat sih sebenarnya. Saling curhat sebagai
'dua-orang-yang-disia-siakan-oleh-orang-yang-sekarang-menjadi-mantannya'.
30
Agustus 2013
Hari
ketiga saya yang mengajaknya nonton, gara-gara adik sepupu saya punya
dua tiket nonton di bioskop yang urung dia gunakan. Padahal sudah
menukar poin dan tiketnya sudah keluar nomor kursinya. Mana dia
ngasih tahunya 15 menit sebelum film diputar lagi. Satu-satunya orang
terdekat kantornya yang bisa saya ajak menonton ya 'dia' yang akan
menikahi saya sebentar lagi ini. Jadinya dia orang yang saya hubungi
untuk membawa saya ke bioskop. Saya sendiri waktu itu sedang
nongkrong di tempat makan di depan pintu masuk parkir mall. Dekat
sekali. Beruntung kami sempat tiba di bioskop dan film baru diputar
beberapa menit kemudian.
Singkat
kata lagi nih ya, setelah pulang nonton dan makan dia melamar saya
dan saya mengiyakan begitu saja. Sekarang kami sedang mempersiapkan
pernikahan. Masih sibuk menyebarkan undangan untuk teman-teman dan
kerabat. Pernikahan yang mendadak dengan dana terbatas. Biarlah Tuhan
yang mencukupkan semuanya. Mohon doa restu ya teman-teman. Kami akan
melangsungkan pernikan 2 November 2013 ini. Sekitar 9 minggu dari
pertemuan pertama kami.
Buat
Mbak Uniek semoga pernikahannya yang sudah 10 tahun berjalan akan
bertambah puluhan tahun lagi. Sampai anak cucu cicit ya! Makin banyak
rezeki dan berkah yang didapatkan. Terima kasih sudah mengadakan
giveaway ini sehingga 10 tahun lagi saat saya membaca tulisan yang
saya ikutkan dalam giveaway Mbak Uniek ini, saya bisa mengatakan:
'Sudah 10 tahun ternyata'.

Kisah
pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary
by Heart of Mine.
Melalui
tulisan ini pula mengundang teman-teman blogger yang ingin menghadiri
pernikahan kami. Bisa cek undangan onlinenya di Putra & Hani.