Siapa yang
tidak tahu dengan makanan yang satu ini? Telur ayam direbus kemudian dikupas
lalu digoreng dalam keadaan masih bulat lalu dimasak dengan sambal yang
berwarna merah. Di Pontianak setiap warung makan punya menu yang satu ini. Peminatnya
juga sangat banyak. Karena selain telurnya jadi lebih istimewa, sambalnya juga
bisa menambah sensasi yang berbeda saat makan.
Dulu waktu
di rumah nenek saya selalu menemukan telur sambal yang dibuat dengan telur ayam
yang digoreng langsung tidak direbus dulu. Jadi telur ceplok atau telur mata
sapi dimasak lagi dalam sambal yang terbuat dari cabai merah yang sudah
dikeringkan. Di Kalimantan Barat memang kebanyakan ibu rumah tangga menggunakan
cabai yang sudah dikeringkan. Berasal dari cabai merah yang panjang dan kurus
yang diawetkan dengan pengeringan.
Untuk menggunakan
cabai kering ini, cabai dipotong-potong lalu direndam air. Ada yang merendamnya
dengan air hangat ada pula dengan air dingin. Bergantung selera masing-masing. Proses
perendaman ini untuk mempermudah penghalusan cabai untuk dibuat sambal.
Nenek dulu
selalu menggunakan lesung batu untuk menghaluskan bumbu masak yang akan dia
gunakan termasuk cabai kering yang sudah direndam ini.
Pertama kali
makan telur sambal yang direbus dulu baru digoreng dan dimasak menjadi telur
sambal ya di Pontianak. Awaln ya merasa agak aneh aja telur yang sudah direbus
kok digoreng lagi. Tetapi memang ada rasa yang berbeda dengan telur sambal yang
biasanya saya temukan di rumah. Harganya juga murah untuk satu telur sambal,
bergantung ke warung yang menyediakan lagi. Mulai 2.000-3.000IDR perbutir sudah
termasuk sambalnya.