Langsung ke konten utama

Cinta Putih [bagian 18]


Cinta Putih [Bagian 5]
Cinta Putih [Bagian 10]
Cinta Putih [Bagian 11]

Aku telah mengganti pakaianku dengan baju tidur yang disiapkan ibu. Jun telah berbaring sejak tadi dengan sebuah buku yang tak lepas dari pandangannya. Aku tahu dia tak berniat untuk membuat malam ini menjadi malam pertama seperti malam pertama pengantin pada umumnya. Aku pun demikian. Rasanya berada di tempat tidur yang sama sudah cukup membuatku canggung. Lampu yang menyala hanya tinggal lampu baca.

Kamar ini tidak begitu besar tidak pula begitu kecil. Masih sangat asing sebab ini pertama kalinya aku berada di rumah ini. Rumah yang telah dipersiapkan orang tuaku dan orang tua Jun untuk kami berdua. Sekarang kami berdua tak punya alasan untuk tinggal di tempat yang lain bukan? Barang-barang kami memang belum sempat dipindahkan. Semuanya memang sangat mendadak.

Helaan napas Jun satu-satunya yang bisa aku dengar di sini. Perlahan aku ikut masuk ke dalam selimut. Berada di sebelah kiri Jun yang bahkan tak memandangku sama sekali. Apakah dia juga canggung berada di sini? Detik-detik berlalu tanpa suara kami. Hanya detak jantungku dan helaan napasnya yang memenuhi ruangan ini.

“Jun.”

“Iya.”

“Maaf kalau semuanya jadi aneh begini. Memang semuanya terlalu cepat. Tapi kita sudah sama-sama dewasa dan ini adalah hal yang orang dewasa lakukan bukan? Mempertanggungjawabkan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya.”

“Tidurlah.”

“Jadilah Jun yang biasanya aku kenal. Jangan diamkan aku begini terus.”

“Kalau Jun yang biasanya kamu kenal seharusnya dia tidak berbaring di sebelahmu seperti ini. Dia akan tidur di sofa.”

“Apakah memang aku salah telah memintamu menyelesaikan janji kedua orang tua kita?”

“Bukan kamu yang salah, Renata. Keadaan yang memang rasanya belum cukup siap untuk menempatkan kita sebagai suami istri.”

“Memangnya apa bedanya menikah sekarang atau tahun depan. Toh ujung-ujungnya kita akan menikah.”

“Kamu mengatakannya seperti itu, seakan-akan pernikahan adalah sebuah bisnis. Seperti hutang-piutang.”

“Memangnya aku harus bagaimana?”

“Lihat aku sebagai seorang lelaki dan pernikahan ini adalah kebahagiaan.”

“Sebenarnya tak ada bedanya bagiku menikah denganmu atau tidak. Kamu tetap Jun yang sama.”

“Kamu ingin melihat perbedaannya?”

Aku tak sempat menjawabnya saat Jun menarikku dan segera mendaratkan ciumannya di bibirku. Aku sesak napas dan dia tak berhenti. Aku membiarkannya. Memang ini yang seharusnya terjadi bukan? Tak ada bedanya aku menghindarinya. Aku tetap akan menjadi istrinya dan tak bisa terpisahkan lagi. Sebab aku ingin memegang janji yang sudah dibuat kedua orang tuaku dengan kedua orang tuanya.

Saat aku membuka mataku rasanya aku melihat diri Jun yang dulu. Jun yang masih kecil. Kedua orang tuaku. Semua tawa iitu terdengar nyata. Di dalam pelukan Jun yang basah oleh keringat satu-persatu potongan ingatan yang menghilang itu menghampiriku. Tidak begitu jelas tapi rasanya aku mengerti perasaan hangat yang mengalir di dalam darahku. Mengiringi detak jantungku yang mengalun dengan cepat.

Aku rasa aku jatuh cinta lagi malam ini. SELESAI.

Postingan populer dari blog ini

Hati-Hati Belanja di Tokopedia Pakai AnterAja

Selama ini saya selalu puas belanja di berbagai marketplace yang ada di Indonesia termasuk di Tokopedia. Karena selama ini pengirimannya yang saya gunakan ya itu-itu saja. Kalau nggak JNE ya JNT. Pernah juga menggunakan SiCepat. Sudah lama sekali tidak berbelanja di Tokopedia dan saya bulan ini ingin beli kamera dan di Tokopedia saya menemukan kamera yang saya inginkan.  Prinsip saya begitu order langsung bayar supaya barang cepat sampai. Saya tidak sadar kalau pengiriman yang default di aplikasi adalah ekspedisi AnterAja. Tidak pernah menggunakan dan baru dengar. Karena saya pikir memang AnterAja melayani sampai ke Pontianak ya nggak ada masalah dengan pengirimannya. Sampai akhirnya saat tulisan ini saya posting, paket kamera yang saya beli tak kunjung sampai. Googling sana-sini. Buka twitter buat komplain hingga akhirnya menemukan banyaknya orang yang komplain dibandingkan puas dengan layanannya dan bahkan review di google juga jelek. Banyak sekali yang memberikan bintang satu. Terma

Video dan Lirik Lagu Kamil Onte ft taZki Acapella - Yok Idop Sehat

Musik adalah bahasa yang universal. Lewat lagu kita bisa menyampaikan banyak hal. Tidak hanya mengumandangkan cinta dan lara. Tapi juga nasihat-nasihat baik yang berguna bagi banyak orang terutama masyarakat di sekitar kita. Seperti lagi Yok Idop Sehat ini yang memang dibuat untuk menghimbau orang supaya menjalani hidup yang sehat. Lengkap dengan tips yang bisa kita lakukan untuk menjalankannya.  Lagunya tidak hanya menghibur namun juga bisa untuk mengingatkan kita bagaimana hidup sehat yang seharusnya. Bukankah kesehatan adalah segalanya. Tanpa kesehatan kita tidak bisa beraktivitas dan produktif. Yok idop sehat. Yok Idop Sehat Hei buda' buda', saye punye cerite Cerite tentang hidup sehat bagaimane Rajin olahraga stamina tetap terjage Ayok kite semue jadi warge sehat sentose.. . Reff : Makan buah & sayuran dan cek kesehatan Jangan sampai kite saket kedolo'an Marilah kite terapkan same-same Agar kite tetap sehat semuenye Diri saye

Gokusen: Yankumi, Cucu Yakuza yang Impiannya Menjadi Guru

http://aki-ojou.blogspot.com Beberapa hari yang lalu mendapat tambahan koleksi film serial Jepang dari Mister Achan. Satu di antaranya Gokusen. Bisa dikatakan ini mirip dengan Great Teacher Onizuka. Perbedaannya pada konsep dasar dan pemeran utamanya. Siapa yang menjadi guru yang akhirnya disayangi oleh murid nakalnya.