Tulisan ini
diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mamiri, minggu
keempat.
Jika
ditanya apa buah favorit saya, jawabannya masih selalu sama. Jeruk.
Saya sangat suka buah jeruk sehingga ini memberikan pengaruh pada
warna yang saya sukai pula. Jingga tentu saja. Atau lebih dikenal
orang sebagai oranye atau orange. Apa pun itu sebutannya yang paling
penting warna senja ini adalah jingga bagi saya.
Mengapa
saya suka jeruk? Karena jeruk di tempat saya sangat manis dan saya
masih tidak bisa menerima jika ada yang tidak pernah makan jeruk
dengan rasa yang manis. Jeruk yang saya maksud adalah jeruk yang
terkenal sepanjang masa di Kalimtan Barat, yaitu jeruk Tebas. Tebas
itu ada di daerah Sambas. Meskipun pada akhirnya orang yang membeli
jeruknya di Pontianak akan menyebut jeruk tersebut sebagai jeruk
Tebas.
Jadi
sebenarnya Pontianak nggak punya jeruk, yang punya jeruk manis nan
terkenal itu adalah Tebas. Tapi tentu saja saya tidak akan membahas
lebih panjang lebar di postingan ini. Karena di sini saya akan
menceritakan tentang warna jingga ini. Meskipun banyak yang
mengasosiasikan warna jingga ini sebagai warna yang melambangkan
kesedihan. Dikaitkan dengan warna senja yang lebih sering berwarna
jingga. Walaupun tak jarang pula warna lain menghiasi langit sore
hari.
Jingga
hanya mengingatkan saya pada satu hal di detik pertama saya
melihatnya. Buah jeruk yang sangat saya sukai. Selamanya saya selalu
suka buah ini. Soalnya buah jeruk adalah kenangan manis yang tak akan
saya lupakan saat kecil. Ketika menikmati buah jeruk ini saya suka
sekali membuka bagian-bagian jeruk tersebut dan membuatnya terbentuk
menjadi bunga. Dengan taburan bulirnya
yang indah dan airnya yang akan berceceran kemana-mana. Waktu itu
cara menikmati jeruk yang paling menyenangkan dan nikmat ya dengan
cara seperti itu.
Entah
sekarang masih ada atau tidak yang melakukannya. Di kampung saya dulu
anak-anaknya akan membentuk bagian jeruknya menjadi bunga dan
menghirup airnya yang meleleh hingga ke telapak tangan. Bagaimana
mungkin saya tak akan menyukai warna jingga ini.
Sehingga
banyak sekali baju dan jilbab saya yang memang menampilkan warna
jingga yang mengingatkan saya pada jeruk Tebas yang manis itu.
Di
kampung saya orang tak mengenal yang namanya jeruk sebenarnya. Karena
semua orang di sini akan menyebutnya limau. Saya sendiri juga lebih
suka menyebutnya dengan kata 'limau'. Lebih manis dan berair. Duh
lagi-lagi saya harus mengelap iler yang hampir netes membayangkan
buah-buah jeruk Tebas yang manis itu bersarang di mulut saya.
Jadi
saat mengenakan pakaian yang bernuansa jingga rasanya saya
menampilkan sesuatu yang manis di hari itu. Berharap orang lain juga
bisa merasakan aura manis yang sedang mengitari mereka. Entah
berhasil atau tidak saya tidak tahu. Tapi saya sendiri sangat
memperhatikan warna pakaian yang orang lain kenakan. Karena warna
yang mereka pilih sedikit sebanyak merupakan cerminan perasaan mereka
saat itu. Kalaupun bukan cerminan perasaan, warna juga bisa
menunjukkan apa yang dia ingin rasakan saat mengenakan warna
tersebut. Kali aja sih. Ini bukanlah sebuah penelitian hanya pendapat
pribadi untuk warna yang ada pada orang lain. Karena saya sendiri
selalu begitu.
Saya
tak ingin terlihat atau merasa sedih sehingga saya akan berusaha
menjauhi baju atasan dengan warna hitam. Saya akan mencari warna yang
ceria dan manis, satu di antaranya ya warna jingga ini.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).