Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mamiri, minggu keempat. Warna yang sangat menenangkan
dan paling banyak kita temukan di hutan-hutan yang membawa aroma menyegarkan
tentu saja hijau. Apalagi sejak kecil saya sering didoktrin untuk melihat yang
warnanya hijau pagi-pagi supaya nanti matanya sehat. Apakah benar? Apakah di
antara teman-teman ada juga yang mendapat doktrin seperti itu? Saya sendiri
percaya sampai sekarang tanpa berniat mencari tahu kebenarannya.
Hijau, entah sejak kapan saya
mulai menyukainya dan mulai mengumpulkan beberapa barang dengan warna hijau. Entah
itu rok, dalaman, atau yang lainnya. Meskipun warna favorit saya banyak, saya
biasanya akan membagi dengan rata warna-warna tersebut di lemari baju saya. Sehingga
saya memiliki semua warna favorit di dalam lemari saya.
Warna hijau rasanya adalah
warna yang menunjukkan kehidupan. Warna tumbuh-tumbuhan, terutama daun-daunan. Sampai-sampai
banyak yang membedakan warna hijau dengan cara membaginya menjadi warna hijau
daun dan warna hijau tua. Itu waktu saya masih di sekolah dasar. Warna hijau
ada dua jenis jika mengintip ke dalam kotak pensil warna yang sering saya bawa
saat pelajaran menggambar. Warna hijau tua sering digunakan untuk mewarna
gunung-gunung yang digambar ketika tema gambar hari itu adalah pemandangan.
Sedangkan saat menggambar
bunga, warna hijau daun akan digunakan untuk mewarnai dedaunan yang ada pada
bunga tersebut. Dulu gambar yang paling sering nangkring di buku gambar saya
yang ukurannya kecil, paling kecil, soalnya buku itu yang paling murah harganya,
meskipun tipis, tapi tetap bisa menemani hari-hari sekolah dasar saya.
Dibandingkan harus menyanyi di
depan kelas, mendingan sih menggambar saja. Soalnya suara saya sumbang ke
mana-mana dan cemprengnya tak ketulungan. Jadilah menggambar adalah kegiatan
pengganti yang sangat menyenangkan.
Kembali lagi soal warna hijau,
saya juga suka dengan makanan yang berwarna hijau. Termasuk makanan yang
dibungkus dengan daun yang warnanya hijau. Seperti kue nagasari yang dibungkus
daun pisang. Ada juga botok, ikan yang dibumbui dan dimasak dengan kuah santan,
dibungkus dengan daun mengkudu. Daun mengkudunya yang paling banyak saya makan.
Padahal saya kurang suka dengan sayur yang pahit tapi entah mengapa daun
mengkudu yang membungkus ikan botok, selalu menjadi favorit.
Hijau memang menyelerakan. Beberapa
pakaian saya yang berwarna hijau juga sering sekali saya kenakan saat saya
bepergian. Hijau rasanya memberikan efek yang menyalakan semangat kembali. Tapi
tetap saja warna hijau adalah warna yang paling gampang membuat saya lapar.
Berbagai atasan yang saya
miliki berwarna hijau, hanya celana yang masih saya tidak saya miliki dengan
warna tersebut. Mudah-mudahan segera bertemu dengan celana yang modelnya cocok
sehingga saya bisa memiliki celana dengan warna favorit saya ini. Di antara
banyak warna hijau sebenarnya saya lebih suka warna hijau yang agak gelap. Seperti
hijau lumut atau hijau tua. Bukan warna hijau yang terang dan berkilau saat
terkena cahaya matahari. Bukan hijau stabilo.
Meskipun saya menyukai warna
hijau tapi tak semua barang yang saya miliki akan saya pilih dalam warna hijau.
Karena saya menyukai banyak sekali warna yang ada di dunia ini. Dua warna yang
bukan favorit saya tetapi masih saya miliki jilbab atau celana dengan warna
tersebut. Yakni warna hitam. Karena memang warna hitam gampang dicocokan dengan
warna apa pun. Beda dengan warna merah yang selalu saya hindari untuk ada di
dalam kamar saya. Soalnya mengingatkan saya pada darah kecuali warna merah
maroon, biasanya saya masih punya benda dengan warna itu.
Kamu, suka warna hijau juga?
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).