Langsung ke konten utama

Seandainya Saya Tidak Ngeblog [Bagian 1]


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh.

Pernahkah terpikirkan oleh kita seandainya kita memang tidak ngeblog? Seandainya saya sendiri tidak memiliki blog ini dan memutuskan untuk tidak menulis. Lalu menjalani kehidupan seperti sebelum saya ngeblog. Sebenarnya tak pernah saya bayangkan hal tersebut, sebab saya sekarang sedang menuliskan artikel di blog ini setiap hari. Bahkan sekarang sedang mengisinya berkali-kali dalam sehari. Jangan ditanya sebabnya, ini bukan lomba atau semacam kontes yang berhadiah luar biasa. Tetapi melainkan saya ingin mengalahkan diri saya yang kemarin. Diri saya yang sebelumnya bisa menghasilkan satu tulisan sehari. Meningkat menjadi menuliskan kadang-kadang satu kadang-kadang dua tulisan sehari.


Muncullah tantangan untuk menghasilkan tulisan tiga sehari pada bulan Maret. Kemudian tulisan akan berjumlah dua belas sehari pada Desember nanti.


Sekarang masih lima. Sudah mulai megap-megap karena membagi waktu dengan berbagai kegiatan lainnya. Namun kemudian kembali ke orbit semula dan bisa menyelesaikan banyak hutang yang belum dibayar di blog ini.


Kembali lagi ke judul semula. Seandainya saya tidak ngeblog ya? Banyak hal yang bisa saya ceritakan di sini. Satu di antaranya adalah saya akan menjadi penulis offline yang membeli banyak buku tulis yang tebalnya tak terkira untuk menampung semua yang saya tulis. Semua dari kita pasti bermula dari seseorang yang menulis dengan kertas dan pena.


Lalu kemudian saat era digital menyerbu kita, saat sosial media sudah berada di dalam genggaman karena tarif internet lumayan masuk akal dan terjangkau. Jangan tanyakan soal koneksinya. Bergantung lokasi masing-masing karena tak akan ada operator yang benar-benar sempurna jika tidak didukung oleh infrastruktur yang baik dan mumpuni.


Blog sendiri saya kenal belum lama, sekitar 2007-2008 saya membuat sebuah blog dan terbengkalai karena saat itu koneksi internet masih harus menggunakan modem dan penghasilan saya belum seberapa. Semuanya berubah saat saya bekerja di Radio Volare. Internet lancar jaya dan bisa saya gunakan tanpa membayar apa-apa. Saat itu pula saya mengikuti acara Pesta Blogger 2010. Jadilah saya membuat blog lagi di Dagdigdug. Ditambah lagi satu di wordpress.


Waktu itu karena saran teman saya lebih baik mengelola tiga blog dengan tema yang berbeda dibandingkan satu blog yang campur aduk. Namun ulang tahun saya yang ke-25 mengubah semuanya. Saat domain honeylizious.com menjadi kado terbaik sepanjang ulang tahun saya. Jadilah saya nyungsep di sini dan mencampurkan semua tulisan saya yang ada di tiga blog itu dan melupakan tiga domain gratisan yang saya miliki sebelumnya.


Seandainya saya tidak ngeblog saya yakin saya tidak akan menghasilkan tulisan digital sebanyak ini karena saya memiliki keterbatasan untuk menulis secara offline. Tangan saya akan pegal seperti dulu. Saya juga harus berhadapan dengan pulpen yang bisa jadi tiba-tiba macet dan buyarlah seluruh konsentrasi yang dikumpulkan tadinya.


Lalu seandainya saya tidak ngeblog saya akan memiliki koleksi buku yang berisi tulisan fiksi saya yang akan terus bertambah. Lama-lama akan dimakan rayap dan bisa jadi dipinjam teman lalu menghilang. Mengulang sejarah jama sekolah menengah pertama dulu yang membuat saya kehilangan banyak sekali tulisan. Selain karena saya suka lupa siapa saja yang meminjamnya saya juga lupa menagihnya.


Sayang sekali bukan jika tulisan kita menghilang hanya gara-gara kita menulis offline dan tidak dapat menghimpunnya dengan baik. Apalagi saya yang tempat tinggalnya tidak tetap. Sering berpindah-pindah tempat tinggal dan tidak rapi menyimpan buku-buku yang sudah saya tulisi. Terkadang setelah menulis saya suka melupakan tulisan yang sudah saya tuliskan tersebut.


Akhir kata untung saya ngeblog dan bisa mengatakan seandainya saya tidak ngeblog!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati-Hati Belanja di Tokopedia Pakai AnterAja

Selama ini saya selalu puas belanja di berbagai marketplace yang ada di Indonesia termasuk di Tokopedia. Karena selama ini pengirimannya yang saya gunakan ya itu-itu saja. Kalau nggak JNE ya JNT. Pernah juga menggunakan SiCepat. Sudah lama sekali tidak berbelanja di Tokopedia dan saya bulan ini ingin beli kamera dan di Tokopedia saya menemukan kamera yang saya inginkan.  Prinsip saya begitu order langsung bayar supaya barang cepat sampai. Saya tidak sadar kalau pengiriman yang default di aplikasi adalah ekspedisi AnterAja. Tidak pernah menggunakan dan baru dengar. Karena saya pikir memang AnterAja melayani sampai ke Pontianak ya nggak ada masalah dengan pengirimannya. Sampai akhirnya saat tulisan ini saya posting, paket kamera yang saya beli tak kunjung sampai. Googling sana-sini. Buka twitter buat komplain hingga akhirnya menemukan banyaknya orang yang komplain dibandingkan puas dengan layanannya dan bahkan review di google juga jelek. Banyak sekali yang memberikan bintang satu. Terma

Video dan Lirik Lagu Kamil Onte ft taZki Acapella - Yok Idop Sehat

Musik adalah bahasa yang universal. Lewat lagu kita bisa menyampaikan banyak hal. Tidak hanya mengumandangkan cinta dan lara. Tapi juga nasihat-nasihat baik yang berguna bagi banyak orang terutama masyarakat di sekitar kita. Seperti lagi Yok Idop Sehat ini yang memang dibuat untuk menghimbau orang supaya menjalani hidup yang sehat. Lengkap dengan tips yang bisa kita lakukan untuk menjalankannya.  Lagunya tidak hanya menghibur namun juga bisa untuk mengingatkan kita bagaimana hidup sehat yang seharusnya. Bukankah kesehatan adalah segalanya. Tanpa kesehatan kita tidak bisa beraktivitas dan produktif. Yok idop sehat. Yok Idop Sehat Hei buda' buda', saye punye cerite Cerite tentang hidup sehat bagaimane Rajin olahraga stamina tetap terjage Ayok kite semue jadi warge sehat sentose.. . Reff : Makan buah & sayuran dan cek kesehatan Jangan sampai kite saket kedolo'an Marilah kite terapkan same-same Agar kite tetap sehat semuenye Diri saye

Gokusen: Yankumi, Cucu Yakuza yang Impiannya Menjadi Guru

http://aki-ojou.blogspot.com Beberapa hari yang lalu mendapat tambahan koleksi film serial Jepang dari Mister Achan. Satu di antaranya Gokusen. Bisa dikatakan ini mirip dengan Great Teacher Onizuka. Perbedaannya pada konsep dasar dan pemeran utamanya. Siapa yang menjadi guru yang akhirnya disayangi oleh murid nakalnya.