Honeylizious.com
- Seharusnya tak kamu genggam tangannya sedemikian erat malam itu
agar dia tak mempertanyakan tentang di mana letak rasamu padanya.
Seharusnya tak kamu belai rambutnya malam itu agar dia tak merasa ada
yang istimewa tentang hatimu. Malam itu kamu membuatnya melangkah ke
dalam ruang hidupmu yang paling pribadi. Tanpa permisi kamu curi
hatinya. Dia kembali tanpa sebongkah hati di dadanya. Lalu kamu
dengan egoisnya tak memberikan hatimu padanya.
Dia
megap-megap kehabisan napas. Dia ingin mempertanyakan tentang hatimu.
Tentang rasamu padanya. Dia tak meminta Tuhan mengurangi rasa yang
telah tertanam di hatinya, dia hanya meminta Sang Maha Pemberi
Kekuatan menguatkan hati yang telah kamu ambil itu. Supaya rasa itu
tak menghilang.
Tak
ada yang salah dengan apa yang terjadi. Semuanya manis. Tetapi untuk
dikenang sedikit memilukan. Berharap waktu berhenti pada hari di mana
tanganmu menggenggam tangannya. Meminta hari hanya ada di masa itu.
Tak ada yang berubah. Tak perlu berpisah. Tak ada yang perlu
diselesaikan dengan sebuah pelukan.
Ucapan
selamat tinggal entah mengapa rasanya sangat menyakitkan. Untuk semua
hati yang butuh kekuatan, kuatlah, terus kuatkan. Tak ada yang perlu
dipertanyakan. Apalagi tentang cinta yang entah ada, entah-entah tak
pernah ada.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).