Honeylizious.com
– Berikut adalah sudut pandang Leon.
Aku
tak begitu ingat usia kami waktu itu. Tapi sejak aku pindah ke
sebelah rumah Renata kami selalu main berdua. Meskipun sesekali dia
akan dijemput abangnya yang membawanya masuk ke dalam rumah. Kami
membesar bersama. Dia cinta pertamaku. Hingga hari ini. Aku menunggu
hingga ada waktu yang benar-benar tepat untuk menyatakannya. Karena
aku ingin dia menjadi pengantinku. Perempuan yang mendampingi hidupku
selamanya.
Aku
ingin jemari Renata yang mengenakan cincin yang aku beli untuk
pernikahan nanti. Aku mau melihat senyumannya yang penuh haru ketika
ijab kabul itu termaktub dari bibirku. Dia melengkapi kehidupanku.
Mengisi ruang kosong yang ada di dalam hatiku. Sulit memahami
bagaimana cinta itu terjadi dan kapan munculnya. Kemudian yang aku
tahu, aku hanya melihat satu wajah yang paling membahagiakan. Renata.
Tangan
yang selalu kugenggam. Sosok yang selalu kulindungi. Tak akan
kuberikan pada siapa pun selain untuk diriku sendiri. Dia seharusnya
adalah bagian rusuk yang hilang dariku. Rusuk yang kini aku temukan
kembali, menjadi pengutuh hidupku.
Sekarang
aku membuatnya kebingungan dengan cinta yang aku sodorkan tiba-tiba.
Padahal selama ini aku tak memperkirakan akan ada orang lain yang
akan hadir di antara kami berdua. Bertahun-tahun. Rasanya semuanya
sudah sedemikian sempurnanya. Tak akan ada yang bisa menggantikan
atau berusaha merebut posisiku. Namun Tian mengacaukan segalanya.
Perempuan
itu. Air mata yang selama ini tak ingin kulihat di matanya. Mungkin
sekarang dia sedang tersedu dengan wajah ditutup dengan bantalnya.
Aku yang membuatnya sedih. Aku yang membuatnya bingung. Aku yang
membuatnya marah. Padahal itu adalah hal yang tak pernah muncul
dibenakku. Aku hanya ingin dia bahagia, bagian egoisnya adalah aku
ingin dia bahagia denganku.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).