Langsung ke konten utama

Cinta Putih (Bagian 3)


Cerita sebelumnya


Tian mendekatkan wajahnya dan menatapku yang terus saja menunduk.

“Hari ini bersikaplah sebagai seorang kekasih, Ren.”


Aku mengunci mulutku rapat-rapat. Tian menarikku lebih dekat ke arahnya. Perlahan, bibir kami bertemu beberapa detik. Ada perasaan menghangat menjalar ke dalam hatiku. 


Aku tenggelam dalam dekapannya. 



Membalas semua ciumannya. Akhirnya semuanya selesai dan aku membuka mataku pelan-pelan. 


Pipiku memanas. Aku yang tadinya menolak sekarang merasa sangat malu. Tubuhku tak sejalan dengan pikiranku.

“Kamu masih bisa mengatakan kamu tidak tahu dengan perasaanmu sendiri, tapi...”

Aku menutup bibir Tian. Aku tak mau mendengar kesimpulan yang dia buat. Karena aku tahu, dia ingin mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Aku tak tahu. Bagaimana aku tahu? Aku tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Aku tak pernah dekat dengan laki-laki lain selain Leon. Tak pernah menggenggam tangan yang lain selain milik Leon. Sekarang Tian?

“Bisakah kita pulang sekarang?”

“Iya aku akan mengantarmu pulang.”

Sekarang tangan Tian yang besar itu menggenggam tanganku yang kedinginan. Cuaca akhir-akhir ini memang selalu dingin, beruntung hari ini tak turun hujan. Sehingga kami bisa berjalan di bawah cahaya langit malam yang bertabur bintang. Dengan bergenggaman tangan.

“Kamu tahu bagaimana sayangnya aku sama kamu, Ren.”

“Iya, aku tahu.”

Aku tak berani menatap wajahnya. Rasanya pipiku masih memerah. Aku sangat malu. Untuk pertama kalinya ada yang sedemikian dekat dengan wajahku. Bahkan Leon tak pernah sedekat itu. Sekarang aku memikirkan Leon lagi padahal Tian sudah memintaku untuk tidak memikirkan sahabatku itu lagi. Tapi aku sudah tak sabar untuk segera tiba di rumah dan menyalakan ponselku.

Aku turun dari mobil yang dikemudikan Tian. Dia ikut turun dan menggandengku hingga depan pintu. Sejak tadi aku sudah menyiapkan anak kunci di tangan kananku agar tak perlu terlalu lama berada di luar. Aku ingin cepat-cepat berpisah dengan Tian dan masuk ke kamarku.

“Sebentar...”

Tian menahan tanganku yang memutar anak kunci dengan terburu-buru, setelah melihat arloji di tangan kanannya.

“Apa lagi?”

“Masih 15 menit sebelum hari ini berakhir.”

“Terus?”

Tian mendorongku ke pintu yang masih belum berhasil aku buka. Aku takut tak bisa menolak ciumannya lagi dan itu semua mengacaukan pikiranku. Aku tak bisa berpikir dengan baik kalau begini keadaannya.

“Angkat wajahmu, Renata.”

“Tidak!”

“Aku tidak akan menciummu lagi, percayalah.”

Aku masih menundukkan wajahku sambil menahan napas.

“Terima kasih untuk hari ini. Maaf telah menciummu. Aku tadinya berpikir kamu akan mendorongku dan menamparku sebelum aku sempat menyentuhmu.”

“Sudahlah, lupakan saja. Aku tidak apa-apa.”

“Aku tidak akan melupakannya, Ren. Ini ciuman pertamamu kan?”

“Jangan mengingatkanku lagi tentang itu.”

“Aku berharap aku lelaki pertama dan terakhir yang merasakan ini denganmu. Aku tak ingin ada laki-laki lain lagi. Semakin lama aku berada di dekatmu, semakin dalam perasaanku. Tapi tentu saja aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku. Aku hanya ingin minta tolong tegaslah dalam memilih. Jika memang tak mau, tolaklah. Namun kalau kamu memang mau, terimalah. Jangan sia-siakan.”

Tian mendaratkan ciumannya di dahiku sebelum akhirnya meninggalkanku di depan pintu dengan perasaan tak karuan. Terburu aku membuka pintu dan menguncinya kembali. Dari jendela yang gorden yang tersibak aku memperhatikan mobil Tian perlahan-lahan menghilang di persimpangan jalan yang lembab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati-Hati Belanja di Tokopedia Pakai AnterAja

Selama ini saya selalu puas belanja di berbagai marketplace yang ada di Indonesia termasuk di Tokopedia. Karena selama ini pengirimannya yang saya gunakan ya itu-itu saja. Kalau nggak JNE ya JNT. Pernah juga menggunakan SiCepat. Sudah lama sekali tidak berbelanja di Tokopedia dan saya bulan ini ingin beli kamera dan di Tokopedia saya menemukan kamera yang saya inginkan.  Prinsip saya begitu order langsung bayar supaya barang cepat sampai. Saya tidak sadar kalau pengiriman yang default di aplikasi adalah ekspedisi AnterAja. Tidak pernah menggunakan dan baru dengar. Karena saya pikir memang AnterAja melayani sampai ke Pontianak ya nggak ada masalah dengan pengirimannya. Sampai akhirnya saat tulisan ini saya posting, paket kamera yang saya beli tak kunjung sampai. Googling sana-sini. Buka twitter buat komplain hingga akhirnya menemukan banyaknya orang yang komplain dibandingkan puas dengan layanannya dan bahkan review di google juga jelek. Banyak sekali yang memberikan bintang satu. Terma

Video dan Lirik Lagu Kamil Onte ft taZki Acapella - Yok Idop Sehat

Musik adalah bahasa yang universal. Lewat lagu kita bisa menyampaikan banyak hal. Tidak hanya mengumandangkan cinta dan lara. Tapi juga nasihat-nasihat baik yang berguna bagi banyak orang terutama masyarakat di sekitar kita. Seperti lagi Yok Idop Sehat ini yang memang dibuat untuk menghimbau orang supaya menjalani hidup yang sehat. Lengkap dengan tips yang bisa kita lakukan untuk menjalankannya.  Lagunya tidak hanya menghibur namun juga bisa untuk mengingatkan kita bagaimana hidup sehat yang seharusnya. Bukankah kesehatan adalah segalanya. Tanpa kesehatan kita tidak bisa beraktivitas dan produktif. Yok idop sehat. Yok Idop Sehat Hei buda' buda', saye punye cerite Cerite tentang hidup sehat bagaimane Rajin olahraga stamina tetap terjage Ayok kite semue jadi warge sehat sentose.. . Reff : Makan buah & sayuran dan cek kesehatan Jangan sampai kite saket kedolo'an Marilah kite terapkan same-same Agar kite tetap sehat semuenye Diri saye

Gokusen: Yankumi, Cucu Yakuza yang Impiannya Menjadi Guru

http://aki-ojou.blogspot.com Beberapa hari yang lalu mendapat tambahan koleksi film serial Jepang dari Mister Achan. Satu di antaranya Gokusen. Bisa dikatakan ini mirip dengan Great Teacher Onizuka. Perbedaannya pada konsep dasar dan pemeran utamanya. Siapa yang menjadi guru yang akhirnya disayangi oleh murid nakalnya.