Nemuin colokan di bandara, lucky! |
Sebelumnya
saya merencanakan berangkat tanggal 6 Mei. Lebih awal 3 hari dari
acara Asean Blogger Festival 2013 yang diadakan di Solo. Tetapi
panitia tidak mendapatkan tiket untuk tanggal 6 Mei sehingga
keberangkatan saya mundur satu hari dari perencanaan. Walaupun
akhirnya saya harus bersyukur tidak berangkat tanggal 6 Mei. Sebab
saya kemudian punya kesempatan untuk memundurkan tiket hingga tanggal
14 Mei. Padahal banyak yang mendapatkan tiket kepulangan tanggal 12
Mei. Ada juga yang pulang tanggal 13 Mei.
Selain
karena saya memang masuk kerja hari Rabu, rasanya saya tidak ingin
mengulangi sejarah lama di Asean Blogger Bali 2011. Waktu kepulangan
terlalu mepet. Kejar-kejaran ke bandara. Mas Sonny sibuk minta foto.
Meskipun kami pada akhirnya berhasil naik pesawat pulang ke Jakarta
sebelum ke Pontianak dan Lampung. Tetapi tak ingin deh berada pada
hari itu. Hari saya berpisah dari Mas Dwi yang memegang print out
tiket dan saya harus memperlihatkan tiket saya menggunakan netbook.
Untung waktu itu saya sudah mengunduhnya sehingga masih bisa check
in. Ternyata sejarah Asean
Blogger Bali, Mas Sonny ketinggalan pesawat terulang lo. Nanti saya
ceritakan ya!
AseanBlogger Festival Indonesia 2013 kali ini saya lebih memperhitungkan
dengan matang. Apalagi di Solo punya saudara yang bisa membantu
mencarikan tempat menginap dan menjemput saya di bandara.
Tanggal
7 Mei sore, saya berangkat ke Bandara Supadio Pontianak diantar
Mister Achan. Waktu itu hujan turun dengan derasnya. Saya membawa
satu koper, satu kotak oleh-oleh, dan satu tas selempang untuk
menempatkan semua keperluan saya selama di pesawat. Kali ini saya
lebih tenang berangkatnya meskipun sendirian karena sudah pernah
merasakan pengalaman transit. Intinya sih tenang dan jangan malu
bertanya. Walaupun yang ditanya seorang cleaning service
bandara. Mereka jauh lebih tahu lo dibandingkan kita yang sesekali
ada di bandara. Mereka setiap hari kerja di bandara. So, tempat
paling gampang untuk bertanya adalah cleaning service.
Berbeda
dengan keberangkatan ke Bali waktu Asean Blogger 2011, waktu transit
sangat panjang dan melelahkan. Jarak tiket pertama dan kedua bisa 3-4
jam. Jadi jika saya berangkat pagi dari Pontianak, dapat dipastikan
saya akan berangkat siang dari Jakarta ke tempat selanjutnya. Namun,
tiket ke Solo malah rasanya sangat mepet, kalau tidak delay,
saya rasanya hanya berada di
bandara sekitar 30-60 menit dan harus berangkat lagi.
Dari
Pontianak saya berangkat pukul 4 lewat. Tiba di Solo pukul 9 malam.
Sebenarnya saya bisa langsung naik sepeda motor Boysandi dan ngacir
ke penginapan yang sudah dia sewakan. Tetapi saya harus tersangkut di
bandara paling tidak 30-40 menit. Awalnya saya menemukan koper saya
yang baru saya gunakan itu rusak kuncinya. Pas saya tanyakan apakah
akan lama proses klaimnya. Petugas Lion Air mengatakan setidaknya
butuh dua minggu.
Bagaimana
mungkin saya sibuk klaim koper yang rusak kuncinya dua minggu
sedangkan saya tidak akan lama di Solo. Waktu itu saya hanya
berpikir, ya sudahlah, tak apa kopernya rusak kuncinya. Toh masih
bisa digunakan. Sampai akhirnya saya menemukan bahwa bukan kuncinya
saya yang rusak. Bahkan roda kopernya hampir lepas. Ini cukup
mengganggu bukan? Buat saya beli koper beroda jika saya harus
memikulnya karena rodanya lepas.
Balik
lagi ke dalam bandara bagian kedatangan. Bolak-balik keluar masuk
karena saya meninggalkan tas di luar bersama Boysandi. Mereka butuh
tiket dan KTP. Bahkan menyediakan sebuah koper yang terlalu kecil
dengan koper yang saya miliki. Untungnya saya tidak langsung diminta
meninggalkan koper yang rusak tersebut. Saya bisa membawanya pulang
terlebih dahulu untuk mengosongkan barangnya karena saya menolak
untuk menerima koper pinjaman mereka. Selain terlalu kecil, saya
tidak berniat untuk membongkar semua barang saya di tempat umum yang
ramai sekali manusianya.
Dalam
keadaan tubuh dan jiwa lelah. Kerusakan koper adalah hal yang tak
pernah saya bayangkan sebelumnya. Apalagi harus berhadapan dengan
semua petugas yang berbicara dengan saya berbahasa Jawa. Heh? Ini
masih Indonesia kan? Talk to me in Bahasa please! Menyebalkannya lagi
proses pengisian formulir dilakukan di lantai. Saya tak memahami
alasannya. Mungkin, ini hanya mungkin, kantor mereka sudah tutup.
Tapi dari mana mereka mendapatkan formulir klaim tersebut jika
kantornya sudah tutup? Ah, sudahlah. Saya lapar dan capek.
Pasti
ada hikmahnya, itu mantra yang saya gunakan untuk menguatkan saya
menghadapi Asean Blogger Festival Indonesia 2013 selanjutnya.
Semangkaaaa!
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).