Asean Blogger FestivalIndonesia 2013 kali ini lebih istimewa. Mengapa? Kita buka dengan
postingan kisah dari Pontianak ya!
Beberapa minggu setelah
mendapatkan kepastian bahwa saya yang akan diberangkatkan ke Solo
menjadi perwakilan Komunitas Beleter, Pontianak, Kalimantan Barat.
Berdua dengan Feri yang sebelumnya belum pernah saya temui. Memang
sudah beberapa bulan saya sendiri tidak kopdar dengan anak-anak
Beleter. Tetapi memiliki kegiatan lain yang masih melibatkan
komunitas.
Hal pertama yang saya
lakukan adalah membeli koper yang cukup besar karena saya tidak ingin
membawa terlalu banyak tas. Pengennya semuanya berada di dalam satu
tempat. Lalu mencatat oleh-oleh yang harus saya bawakan buat
teman-teman blogger yang juga ikut datang ke sana. Soalnya ingin
saling bertukar makanan khas. Niatnya jauh dari promosi sih. Cuman
pengen mereka merasakan makanan khas Pontianak, Kalimantan Barat
seperti ini looo.
![]() |
Batik Tidayu |
Lalu satu hal yag cukup
menjadi dilema adalah mencari batik khas Kalimantan Barat. Dalam run
down acara yang saya ingat hanya
satu itu. Gala Dinner di malam pertama pertemuan kami semua di AseanBlogger Festival Indonesia 2013.
Jadi saya sudah memperkirakan akan banyak sekali orang yang akan
mengenakan batik. Tapi saya tidak ingin mengenakan batik Jawa yang
harus saya akui mendominasi pasar batik se-Indonesia. Sampai-sampai
saya sendiri kesulitan menemukan dress jadi yang dibuat dari bahan
batik Kalimantan Barat.
Waktu
semakin menipis, jika saya membeli bahan saja rasanya menemukan
penjahit yang akan bisa menjahitkan dalam waktu cepat dan model yang
sesuai bukanlah hal yang mudah. Walaupun desain yang saya inginkan
tidak begitu rumit. Namun Mister Achan meyakinkan saya bahwa saya
harus membeli batik yang berbentuk bahan dan dia akan membantu saya
menemukan penjahit yang mau membuatkan dress yang saya inginkan.
Padahal
Asean Blogger Festival
2013 hampir di depan
mata.
Waktu
itu saya pikir masih dua minggu, masih sempat. Masih sempat. Pasti
bisa. Saya niatnya ingin memperkenalkan batik Kalimantan Barat pada
banyak orang yang selama ini lebih mengenal batik Jawa. Malam itu
akan banyak sekali yang hadir dengan pakaian batik, perkiraan saya.
Tetapi saya harus berkeliling dari satu penjahit ke penjahit lainnya
untuk mencari penjahit yang bisa membuatkan dress untuk saya. Belum
sempat saya menggambarkan desain yang saya inginkan, rata-rata
penjahit menolak. Alasannya jahitan mereka sudah penuh.
Saya
kecewa. Rasanya sia-sia sudah membeli Batik Tidayu ini. Sampai-sampai
saya mengatakan saya akan mengenakannya menjadi selendang saja pada
Mister Achan. Semuanya untuk menyembunyikan kekecewaan saya walaupun
sebenarnya saya tahu saya gagal menyembunyikannya. Karena Mister
Achan hanya diam. Baiklah. Saya akan bertanya melalui media sosial.
Itu sudah senjata terakhir setelah beberapa orang saya recoki dengan
pertanyaan yang sama.
“Siapa
yang bisa menjahitkan dress dengan bagus dan dalam waktu yang cepat?”
Ingin
bagus dan cepat lagi. Lalu saya beruntung. Seorang teman di facebook
menyarankan saya menghubungi saudaranya yang memang penjahit.
Harap-harap cemas saya memohon padanya. Setelah dia bersedia untuk
menjahit dan belum menentukan waktunya, saya berencana besok datang
ke rumahnya. Tiba di sana, saya disambut dengan ramah dan dia segera
menggambarkan desain yang sesuai dengan yang saya sebutkan, ditambah
beberapa saran darinya. Sebenarnya saya tak begitu cerewet soal dress
ini. Saya hanya berpikir untuk mendapatkan dress jadi bukan kain yang
belum diapa-apakan.
Paling
penting roknya melambai. Motifnya jelas dan terlihat berbeda dari
batik pada umumnya. Saya meminta dia menjahitkannya dalam waktu
seminggu. Dia menjawab 'iya', waktu itu rasanya dunia kembali
berputar di jalur yang benar.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).