Simak soundtracknya sambil baca. Aku bukan pengharum ruangan yang kamu cari saat ruangan bau atau sumpek. - Maura, 25 tahun, untuk pertama kalinya kencan dengan seseorang yang belum dikenali. Taga meletakkan segelas kopi di depanku dan segelas air jeruk di depan lelaki yang berrambut gondrong itu. Dari resume yang aku baca, Taga berbaik hati menuliskan resume tentang lelaki yang aku kencani setiap harinya, lelaki ini seorang pegawai bank swasta. Usianya 28 tahun. Tinggi dan berkulit putih. Bukan tipe lelaki yang susah mendapatkan kekasih. “Maura suka makan apa?” “Apa aja.” Aku tahu dari balik meja kasir Taga memperhatikan kami. Senyum anehnya itu selalu saja tersampir di wajahnya. Ingin kulempar dengan gelas kopiku saat ini juga. Sayangnya tak bisa. “Suka ke mana?” “Sini.” Aku berusaha tersenyum, membalas senyum Dani yang sejak tadi tak lepas sedetik pun. Bisa jadi itu memang bawaan lahir. Senyum yang sudah dicetak Tuhan sejak dia dalam kandungan dan memiliki bibir.