Cerita sebelumnya.... Melbourne. Aku memegangi tangan Bryan erat-erat. Semua mata menatap kami berdua. Aku tahu aku pasti terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin yang sekarang aku kenakan. Bryan juga terlihat sangat tampan. Gambar dari sini . “Liz senyum…” Ayah memanggilku lembut. Bryan menggandengku. Kami menatap kamera yang dipegang ayah sambil tersenyum. “Bagaimana rasanya?” Bryan membisikiku. “Aku masih tidak yakin dengan keputusan kita kali ini, apakah memang ini yang seharusnya kita ambil atau bukan.” Aku balas berbisik. “Aku rasa ini adalah jalan yang terbaik Liz.” “Tapi kamu harus janji tidak akan mengulangi perbuatanmu yang menyebalkan itu ya?” “Janji Tuan Putri Liz.” “ I love you, Bryan.” “ I love you too .” “ As a friend ?” “ As a best friend, Liz.” Adam berdiri di belakang ayah dengan sebotol minuman. Aku segera melangkah ke arahnya. “Bagaimana?” “Melelahkan. Tapi akan segera berakhir. Bryan yang bertan