Ini adalah keinginan saya baru-baru ini. Saya baru menyadari kesukaan saya mengedit tulisan setelah membaca beberapa contoh tulisan yang hadir di hadapan saya. Saya memang bukanlah ahli tata bahasa yang menguasai 100% Bahasa Indonesia beserta ejaannya. Saya hanya meyakini satu hal bahwa sebuah kebiasaan bisa menjadi bakat apabila diasah terus-menerus.
Saya menikmati proses membaca sambil memperbaiki tulisan orang. Terutama berita yang masuk ke Radio Volare. Saya memang bukan ditempatkan secara khusus untuk mengedit berita. Saya melakukannya karena saya sekarang mengajari seorang reporter di sini yang ternyata sama sekali tidak suka dengan Bahasa Indonesia. Bayangkan bagaimana caranya saya menjejalkan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia yang saya punya padanya. Pada seseorang yang sama sekali tidak menyukai pelajaran ini dan nilai Bahasa Indonesianya adalah nilai terendah yang dia miliki.
Menyedihkan. Saya pikir pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang akan membuat semua pelajar jatuh cinta. Saya ternyata salah. Apalagi setelah saya menjadi tentor di sebuah tempat bimbingan belajar. Saya melihat betapa mereka kurang menyukai pelajaran yang saya ajarkan. Saya tidak tahu apakah mereka sudah menyukainya? Karena saya sudah mengundurkan diri dari sana. Saya lelah. Sangat lelah mengajarkan Bahasa Indonesia.
Kembali kepada topik utama. Editor. Saya melihat betapa mulianya pekerjaan tersebut. membuat sebuah tulisan menjadi lebih sempurna. Syukur-syukur 100% bisa sempurna. Entahlah. Saya tidak begitu merasa saya mampu melakukannya. Tapi di sinilah saya meletakkan sebuah mozaik mimpi saya. Di bagian ‘menjadi editor’. Setelah sebelumnya saya telah menulis dan ada beberapa orang yang menyalahkan bahasa yang saya gunakan. Saya setelah mendapat kritikan pedas tersebut menjadi kurang percaya diri untuk menjadi seorang editor.
Apakah saya memang layak untuk menjadi editor?
Entahlah. Saya tak pernah tahu apa yang Tuhan tuliskan sebagai masa depan saya. Saya hany menuliskan daftar ini agar Tuhan bisa melihat dengan jelas apa yang saya inginkan. Berharap Beliau akan meng-copy paste tulisan ini dan memasukkannya dalam daftar takdir saya. Saya ingin menjadi editor untuk karya fiksi Tuhan. Saat saya telah berusia 25 tahun. Itu berarti beberapa bulan lagi.
Sekarang saya telah memulai sebuah langkah awal dan saya harap tak lama lagi akan menuliskan kata’DONE!’ di kotak komentar postingan ini.
Saya ingin jadi editor. Itu satu lagi mimpi saya.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).