Langsung ke konten utama

Utang

Saya tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti yang orang tua saya lakukan. Gampang kasihan sama orang yang mau berhutang. 

Waktu mau ngutang rela mohon-mohon ngemis-ngemis. Tapi saat ditagih susah sekali bayarnya. Padahal orang tua saya bukan orang kaya. Bayangkan saja PNS tahun 80-an yang sebagian tunjangannya masih berbentuk beras bulog kualitas paling rendah. Patah-patah dan berkutu.

Akhirnya banyak utang yang kemudian direlakan nggak ditagih lagi karena nggak kunjung dibayar dan effort nagihnya melebihi jumlah uang yang jadi utangan. Untuk makan kadang ortu yang jadinya harus ngebon ke warung. Bayarnya saat gajian. Padahal gaji tersebut harusnya buat makan 1 bulan ke depan.

Setelah saya dewasa, semakin mudah orang bertemu di sosial media dan meminta hutang. Orang yang utang di dunia nyata saja bisa mangkir apalagi yang hanya kenal di sosmed. Saya kadang berpikir "apakah ini adalah profesi mereka? Tukang ngutang nggak bayar profesional?"

Ditolak, kamu dimaki-maki, dikatain, didoakan yang enggak-enggak. Diterima, kalaupun bayar, percayalah akan jadi kebiasaan meminjam ke kamu dan jumlahnya lebih besar tapi kebanyakan nggak akan bayar dari awal.

Jumlahnya mungkin tidak besar, supaya kamu nggak akan nagih lagi kalau ditagih beberapa kali ternyata nggak dibayar. Entah 50.000, 100.000, kalau dijumlahkan banyak sebenarnya. Misal 10 orang aja minjam 100.000, sudah 1juta. Jangankan 1juta, 100.000 pun berharga, apa yang bisa kamu beli dengan uang 100.000? Banyak pilihannya.

Tripod buat bikin konten banyak yang harganya nggak sampai 100ribu. Kurma sekilo juga banyak yang dibawah 100ribu. Beras bisa dapat 7kilo. 

Dibandingkan ngutangin kalo mau beramal mendingan sedekah aja seikhlasnya. Tapi kalau sudah terlanjur dimaki-maki sama yang bersangkutan, ya sudahlah skip aja 😁

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai di Usia 37 Tahun

Kamu tahu trend memulai masa remaja di umur 30-an yang sedang banyak dibagikan di Tiktok? Itu yang sedang saya alami sebenarnya. Jadi beberapa bulan ini saya sedang kembali menjalani ukur '20' tahun saya. Saya kembali menjadi gadis yang single dan menjalani hobi saya tanpa direpotkan kegiatan sebagai istri atau ibu. Sebab ketiga anak saya sudah bukan bayi lagi, saya tak perlu menggendong dan menyusui mereka. Setelah 10 tahun menikah saya diberikan begitu banyak space atau waktu untuk diri saya sendiri. Selama ini saya pikir kehidupan saya berhenti setelah menikah. Karena saya akan sibuk mengurus suami, anak, dan rumah. Ternyata saya salah. Semuanya bergantung pada siapa yang kamu nikahi. Karena kehidupan sebagai istri bukan berarti kamu kehilangan waktu untuk diri kamu sendiri. Selama tanggung jawab tidak kamu abaikan dan suami juga mendukung kamu juga bisa menjadi remaja kembali. Berapa pun usia kamu sekarang. Jadi kalau ada hal-hal yang sebelumnya tak bisa kamu capai saat usi