Siapa sih di dunia ini yang tak pernah bertengkar? Bertengkar dengan saudara, orang tua, teman dan dengan pasangannya. Apalagi kalau masih baru menikah, baru hidup bersama, baru ketahuan "aslinya". Saya juga banyak bertengkar dengan suami saya waktu awal pernikahan. Karena banyak sekali hal-hal yang tidak cocok antara satu sama lain. Memulai kebiasaan-kebiasaan baru karena sudah ada orang lain dalam hidup kita bukan hal yang mudah. Apalagi kalau ada yang selalu ingin menang sendiri. Baca: saya. Saya tak menemukan alasan mengapa saya harus mengalah. Waktu itu.
Untungnya suami sudah saya wanti-wanti dari awal. Dia harus punya stok sabar yang banyak. Jadi mau bagaimana marahnya istrinya pun dia selalu sabar. Sampai akhirnya dia akan berkata "aku sudah bersabar". Artinya kesabarannya sudah hampir habis. Itu tanda kalau pertengkaran harus dihentikan. Banyak luka masa kecil yang saya bawa dalam pernikahan ini.
Butuh waktu lama sampai akhirnya kami bisa saling cocok. Kalau ada orang yang langsung cocok dari awal pernikahan ya mereka orang yang beruntung. Tapi dari banyak pernikahan yang saya tahu, ada saja hal-hal remeh yang membuat terpicunya pertengkaran.
Dalam pernikahan saya yang sering bikin kesal adalah suami yang kurang peka. Selalu berulang setiap hari. Sampai akhirnya saya harus mengalah untuk mengajarinya kepekaan. Iya, saya ajarin dia untuk peka. Saya kasih tahu bagaimana dia harus memperlakukan saya. Kalau belum menikah mungkin saya bisa ganti calon suami ya, tapi kalau sudah terikat pernikahan mau tidak mau harus dicari cara untuk mencocokkan kami dalam pernikahan ini. Karena ini bukan tentang kami saja melainkan juga anak-anak yang sama sekali tak bisa jauh dari orang tuanya.
Bahkan anak perempuan saya tidak mau sekolah jika tidak diantar jemput minimal oleh abahnya. Tidak mungkin dong saya ganti suami yekan? Ganti suami pun memangnya yakin bakalan dapat yang lebih baik dan mau menerima semua kekurangan saya seperti dia? Orang yang melihat kelebihan istri orang lain bisa saja kepincut tapi saat melihat kekurangannya bagaimana?
Pernikahan ini adalah kerja sama tim. Nggak bisa jalan dengan ngotot kemauan sendiri. Terkadang saya yang mengalah, dia juga sering mengalah. Satu hal yang saya suka adalah setiap saya sudah mengajarinya kepekaan yang saya mau, itu akan dia lakukan terus sampai selanjutnya.
Misal saya habis beresin rumah, saya suka jika dipuji sebagai apresiasi. Suami kebetulan bukan termasuk laki-laki yang mulutnya manis, dia tak begitu pandai bicara. Jadi saya harus dengan jelas mengatakan "saya habis beresin rumah tolong dipuji."
Daripada saya menunggu dia peka, terus jadinya dongkol karena nggak peka-peka juga bahkan dia kemudian tertidur dengan nyenyak tanpa menyadari kesalahannya. Yakali mau ngambek semalaman sambil menangis di balik bantal. Baca: sudah pernah terjadi sebelumnya. 😂😂😂
Dia harus diberi tahu istrinya mau apa baru dia mengerti. Pasti di luar sana banyak laki-laki yang seperti dia yang juga membuat istrinya dongkol. Yuk para istri kita mengalah soal ini. Nggak apa-apa awalnya dikasih tahu dulu. Berikutnya insyaAllah dia akan peka dengan pasangannya. Daripada bertengkar karena hal sepele seperti ini kan nggak lucu.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).