Untung saya menikah bukan usia 19 tahun tapi 27 tahun dan punya anak saat usia 29 tahun. Ternyata saat punya anak, hidup saya bukan tentang saya lagi. Tapi untuk anak-anak semua. Keringat, darah, energi habis untuk mereka semua. Setidaknya saya pernah jadi manusia bebas selama 29 tahun dan hidup untuk diri saya sendiri. 😍😍😍
Kadang capek ya saya ngeluh ke suami nggak mau diem-diem aja. Waktu jaman anak pertama pengennya suami peka. Tapi dia bukan tipe lelaki yang bisa baca pikiran istrinya. Tipe begini harus banyak dimaklumi dan diajari.
Kalau capek saya bilang "saya capek."
Saya nggak menahan diri untuk mengutarakannya. Waktu jaman anak pertama tu yang kesulitan menyesuaikannya. Kok dia nggak ngerti sih kalau istrinya capek? Kok dia nggak peka ya? Ya kasih tahulah biar ngerti kan?
Karena setelah menikah suamilah yang bertanggung jawab untuk kehidupan saya sampai tua nanti.
Keluarkan semuanya supaya suami tahu dia harus bagaimana. Begitu juga suami harus keluarkan semua apa yang dia mau supaya istrinya tahu dia harus bagaimana. Selama saya nggak diselingkuhi, nggak di KDRT-i, dia nggak main judi atau minum alkohol, saya mestinya bisa memaklumi. Harus saling kompromi karena pernikahan adalah kerja sama tim bukan main solo.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).