Panik nggak panik nggak panik nggak? Paniklah masa’ enggak? Tapi itu dulu waktu mengalami pertama kali. Saat kedua ketiga dan seterusnya, saya biasa aja responnya. Sebab sudah pernah mengalami dan ya tinggal bikin baru lagi saja. Mulai dari dibanned akun bisnisnya sampai ke akun facebooknya, total bersama fanspagenya. Pokoknya nggak bisa lagi menggunakan layanan facebook ads. Kalau mengalami lagi saya anggap ini adalah ujian untuk membuat akun yang lebih baik, iklan yang lebih baik. Angap saja tanda-tanda akan dapat rezeki lebih baik. Apalagi sekarang yang kebanned yang nggak isi saldo.
Kalau dulu waktu pertama kali kebanned itu masih ada uang iklannya. Nggak jutaan sih tapi lumayan buat jajan gamis. Akhirnya nggak berani isi banyak. Sampai akhirnya pake kartu kredit buat ngiklannya yang tentu jauh lebih aman dibandingkan pake isi saldo dulu alias prabayar. Sebab saat akun dibekukan, saldo otomatis ikut beku. Beda cerita kalau menggunakan kartu kredit, saldo iklan ya kosong. Dia hanya membuat penagihan untuk iklan yang sudah berjalan ke kartu kredit, alias ngiklan dulu baru bayar.
Iya kalau punya kartu kredit, bagaimana dengan yang nggak punya? Tenang sekarang debit mastercard dan visa bisa dipake buat bayar iklan. Tinggal diaktifkan saja diakun iklan kita. Kalau saya menggunakan debit BCA. Tinggal kita aktifkan pembayaran onlinenya dari BCA Mobile dan masukkan nomor ATM dan 3 angka kodenya ke akun facebook kita. Tak perlu menggunakan komputer juga bisa, saya sendiri selalu menggunakan smartphone. Sebab jauh lebih sederhana tampilan mobile dibandingkan tampilan desktop.
Sekarang jadinya lebih tenang saat dapat notifikasi kalau akun iklannya dibanned. Ya sudahlah mari kita bikin baru saja. Kalau pertama kali dulu sempat panik dan gemetar, bingung harus ngapain. Alah bisa karena biasa memang. Pas tadi bilang ke suami akunnya dibanned lagi, malah disuruh nulis saja, jangan ngurus iklan dulu. Tapi karena saya lapar yang menyebabkan galau akhirnya saya lebih memilih makan. Untungnya hari ini saya pagi-pagi sudah me time dengan pake skincare dan juga make up. Pagi-pagi juga bikin video untuk Oriflame di TikTok dan Youtube terus saya share juga ke sosmed yang lain dan update story juga status whatsapp. Jadi satu dua konten bisa memenuhi semua status sosmed. Saling silang share gitu jadinya.
Sedang berusaha membangun kebiasaan untuk membuat konten video, tidak hanya tulisan untuk mengembangkan sosmed. Sebenarnya saya kadang iri dengan orang yang jago make up terus bikin konten tutorial make up. Saya? Ya kemampuannya biasa-biasa saja. Make up buat diri sendiri bisalah. Tapi kalau untuk jadi beauty guru kok rasanya malu ya? Mari kita latihan lagi setiap hari. Saya sekarang dandan setiap hari, mau keluar rumah atau enggak pokoknya mau dandan supaya merasa nyaman dengan diri sendiri, supaya merasa diri ini cantik, berharga, supaya lebih bahagia.
Saya belajar banyak dari sosial media. Nanti saya cerita ya saya belajar apa saja. Bagaimana saya membuka diri untuk banyak hal. Saya tahu usia saya tak muda lagi. Tapi bukan berarti saya sudah lebih jago dengan anak muda jaman sekarang ya. Coba intip TikTok deh banyak anak-anak yang usianya baru 18 tahun tapi kemampuan make upnya sudah di atas rata-rata. Semoga nanti kalau anak perempuan saya ingin fokus di dunia make up, dia bisa sejago atau bahkan lebih jago dari mereka. Sekarang saya hanya memberikan alat make up yang dia suka. Yap dia ternyata suka dandan tapi sekarang masih belepotan karena usianya baru 3 tahun lebih. Tidak apa-apa, namanya belajar ya begitulah adanya.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).