Entah sejak kapan jarum pentul banyak digunakan muslimah untuk memakai hijab. Ini jarum yang lebih banyak digunakan penjahit saat akan membuat pakaian. Bukan khusus dibuat untuk jilbaber.
Ada juga yang lebih memilih menggunakan peniti dibandingkan jarum pentul karena khawatir tertusuk. Dulu waktu saya sering menggunakan jilbab segi empat paris, jadi saya tidak langsung menggunakan jilbab syar'i seperti sekarang, jarum pentul yang ukuran standar sudah cukup untuk menahan jilbab tetap tertutup rapat.
Beda dengan sekarang, karena banyak jilbab pashmina saya yang bahannya agak tebal jadinya jarum pentul yang kecil itu jadi korban berjatuhan. Ada yang patah. Ada yang bengkok. Ada yang bolanya lepas dari jarumnya. Harganya sih murah. Satu kotak paling 2000 isinya ada 50 biji kayaknya.
Sekarang sih sudah banyak yang jualan bros dagu ya gengs. Baik bros standar atau yang berjuntai manja. Bebas mau pilih yang mana. Saya sempat juga suka dengan bros dagu yang menjuntai panjang, tapi akhirnya lebih memilih bros yang biasa soalnya Momoy suka sekali menarik bros saya.
Sekarang sepertinya harus beli jarum pentul ukuran besar supaya lebih tahan lama. Tak perlu patah selama beraktivitas di luar rumah. Terkadang jarum pentul yang kecil itu juga tiba-tiba bengkok saat ingin digunakan ke sekian kalinya.
Tadinya ngecek di marketplace dan menemukan bros yang dijual sebagai souvenir dengan harga beberapa ratus perak. Lucu juga kali beli bros souvenir untuk pemakaian sendiri. Cuma khawatirnya kualitasnya kurang bagus karena harganya yang terlalu murah.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).