Saya syirik?
Saya sih bukan muslimah sejati kayak istri para nabi ya. Jauuuuh dari itu. Masih banyak hal yang saya pelajari di dunia ini dan saya melakukannya sesuai dengan ayat pertama Al-Qur'an. Bacalah! Selain itu saya juga suka mendengarkan saran dari para ahli. Sampai akhirnya saya tiba di satu titik di mana saya bertemu kembali dengan banyak teman lama dan mereka banyak yang sudah 'hijrah'. Ilmu saya tentu kalah jauh daripada mereka yang sudah menyebutkan berbagai hadist saat berbicara. Terutama kalau ngomongin poligami.
Bagi saya Allah ngasih manusia akal buat berpikir. Itu yang paling dekat sama kita. Tak bisa berpikir? Coba googling dululah sebelum berucap. Itu saja yang harus dilakukan untuk menjaga hubungan sesama manusia. Gunakan akal saat berbicara. Jangan mendahulukan "aku lho ilmu agamanya lebih tinggi dari dia, syirik dia nih".
Ustadz-Ustadz yang bisa memberikan banyak tausiyah kepada umat muslim lainnya itu adalah manusia-manusia beriman dan berakal. Sekadar beriman tak akan cukup kalau kita tidak menggunakan akal kita. Allah sudah kasih kita otak sejak dalam kandungan. Artinya apa? Kita membutuhkannya sejak dari dalam kandungan itu. Setidaknya bukan digunakan untuk menyebut orang dengan kata 'syirik'. Kecuali lihat saya menyembah batu dan yakin sekali batu itu akan mengabulkan permintaan saya, silakan sebut saya syirik.
Jadi begini ceritanya. Di grup yang isinya teman lama ada yang ingin dapat anak perempuan karena sudah 3 kali melahirkan anak laki-laki. Tips dari dokter kalau ingin dapat anak perempuan harus banyak mengonsumsi sayur dan buah. Itu yang saya ingat. Saya tidak begitu ingat detailnya.
Apakah itu syirik? Syirik itu apa sih?
Kemudian ada yang nyeletuk bahwa tips itu mitos karena sudah dipraktikin sama orang yang dia kenal ternyata tidak berhasil. Kalau yang ngasih tips mertua saya yang bukan kuliah di kedokteran saya maklum ada yang bilang mitos. Tapi kalau tenaga kesehatan yang ngomong, sama kayak bidan yang selalu ngingetin ibu menyusui untuk kasih ASI saja selama 6 bulan pertama terus kita ikutin apakah kita syirik? Begini ya, namanya tips itu pasti ada kemungkinan tidak berhasilnya. Namun ketika 1 orang tidak berhasil apakah lantas itu menjadi mitos tanpa memperhitungkan yang berhasilnya?
Kemudian di sinilah muncul pembelaan atas nama Allah. Berkelitlah membela diri setelah bilang itu adalah kekuasaan Allah. Tadi yang bilang mitos siapa? Kok jadi bilang semuanya Allah punya kuasa. Namanya ikhtiar itu adalah bentuk usaha manusia yang beriman pada Allah. Bukan syirik. Bukankah Allah sendiri yang menciptakan sayur dan buah bagi manusia dengan kandungannya yang bisa untuk program hamil anak perempuan. Memang tidak ada jaminan akan berhasil 100% tapi dari segi ilmu pengetahuan kan memang ada ilmunya bukan mitos semata.
Apa sih beda mitos sama ilmu pengetahuan?
Apakah saya harus bilang "Allah menciptakan sayur dan buah dengan segala kandungannya yang baik untuk program hamil anak perempuan" baru saya tidak dibilang syirik. Apakah syirik mengatakan bahwa dari segi ilmu pengetahuan dokter memberikan tips bahwa buah dan sayuran bisa memberikan kemungkinan mendapatkan anak perempuan lebih besar. Bukankah kita semua tahu bahwa sayur dan buah adalah ciptaan Allah? Bahkan ilmu pengetahuan itupun yang kita dapatkan melalui akal adalah pemberian Allah.
Kalau cuman modal copas hadist dari google janganlah mudah sekali mengatakan orang syirik hanya karena dia tak menyebutkan Allah di dalam kalimatnya. Saya pikir semua orang sudah tahu soal penciptaan sayur dan buah datangnya dari Allah. Logikanya begini, kita semua sudah belajar IPA dan tahu bahwa wortel mengandung vitamin A baik untuk mata. Lalu kita makan karena ingin mendapatkan vitamin A tersebut. Apakah kita sudah menjadi penyembah wortel?
Janganlah sampai hijrah kita membuat orang terlihat syirik dan kita labeli sebagai orang syirik. Tapi karena sudah terlanjur dikasih label semacam itu nanti tiap saya ngomong di grup tersebut saya akan sebut dulu atas nama Allah biar tidak dibilang syirik.
Selama ini saya selalu puas belanja di berbagai marketplace yang ada di Indonesia termasuk di Tokopedia. Karena selama ini pengirimannya yang saya gunakan ya itu-itu saja. Kalau nggak JNE ya JNT. Pernah juga menggunakan SiCepat. Sudah lama sekali tidak berbelanja di Tokopedia dan saya bulan ini ingin beli kamera dan di Tokopedia saya menemukan kamera yang saya inginkan. Prinsip saya begitu order langsung bayar supaya barang cepat sampai. Saya tidak sadar kalau pengiriman yang default di aplikasi adalah ekspedisi AnterAja. Tidak pernah menggunakan dan baru dengar. Karena saya pikir memang AnterAja melayani sampai ke Pontianak ya nggak ada masalah dengan pengirimannya. Sampai akhirnya saat tulisan ini saya posting, paket kamera yang saya beli tak kunjung sampai. Googling sana-sini. Buka twitter buat komplain hingga akhirnya menemukan banyaknya orang yang komplain dibandingkan puas dengan layanannya dan bahkan review di google juga jelek. Banyak sekali yang memberikan bintang satu. Terma
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).