Membayangkan
semangkuk tempoyak yang dipenuhi udang yang sudah dikupas dan rasanya
pedas manis asam rasanya menerbitkan air liur. Dulu waktu masih
tinggal bersama Uwan saat musim buah durian selalu makan nasi dengan
tempoyak udang. Ah kenangan masa kecil yang tak akan pernah
terlupakan. Sepiring nasi putih hangat dan kebersamaan yang sekarang
sudah tak ada lagi. Soalnya Aki sudah tak ada, tinggal Uwan tinggal
sendiri di kampung bersama Pak De yang bertetangga.
Makan
bersaprah dulu selalu kami lakukan saat di kampung. Melantai dan
makan dengan tangan adalah hal yang sudah biasa. Terkadang sesuatu
yang terasa sederhana itu bisa jadi sesuatu yang menghangatkan hati
jika diingat kembali. Dulu makan besaprah bukanlah hal yang mewah.
Sekarang malah akan terasa sangat menyenangkan sebab bisa berkumpul
kembali dengan orang tersayang yang menemani masa kecil saya.
Dewasa,
hal yang dulunya sangat saya inginkan sekarang malah ingin saya tunda
supaya bisa bersama Uwan dan Aki. Tak perlu berpisah karena maut yang
menjemput Aki lebih dulu. Tempoyak udang masakan Uwan yang
menyelerakan. Sekarang tak bisa lagi saya nikmati seperti dulu. Uwan
sudah tua dan saya juga tak lagi tinggal bersamanya. Saya rindu
dengan celotehnya, omelannya, yang menemani setiap hari.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).