Segalanya
berawal dari cinta. Dalam sebuah hubungan yang diawali dengan cinta
tentunya harus ada rasa saling percaya antara satu sama lain. Begitu
pula dengan e-commerce yang kita ‘cintai’. Kita mau tidak mau
harus percaya dengan e-commerce tersebut dan penjual yang ada di
dalamnya. Namun ketika kepercayaan itu tidak digunakan dengan baik
maka hancurlah sebuah hubungan antara pembeli dan penjual di sebuah
e-commerce.
Bagaimana
sebuah kepercayaan terhadap sebuah e-commerce bisa dijaga? Selama
yang bertransaksi di dalamnya tidak ‘menipu’ tentunya perjalanan
sebuah e-commerce akan semakin panjang di pasar online. Namun ketika
ada pelanggan atau pembeli yang merasa tertipu, bukan hanya penjual
yang akan kehilangan pelanggannya tetapi e-commerce tersebut akan
kehilangan usernya. Karena satu user bisa mengakibatkan dampak yang
beruntun, baik atau buruk.
Orang
akan percaya dengan orang yang dekat dengannnya. Ketika seorang teman
memberikan saran untuk belanja di sebuah e-commerce, biasanya saran
tersebut akan dia percaya begitu pula sebaliknya, saat seseorang
tidak menyarankan untuk berbelanja di sebuah e-commerce, ini juga
akan jadi pertimbangan yang mendapatkan sarannya tersebut.
Penipuan yang paling sering terjadi di dalam e-commerce adalah penipuan tidak langsung. Bukan jenis penipuan yang mengatasnamakan perusahaan tertentu lalu menyedot uang Anda sampai habis. Tetapi penipuan ini lebih halus karena tidak benar-benar terasa seperti penipuan. E-commerce menjadi perantaranya. Sebagai e-commerce yang ingin terus maju dan membesar lebih lama di pasar online, tentunya tidak mau menampung banyak penipu di e-commerce-nya bukan?
Penipuan
ini dilakukan oleh reseller yang mendaftar di berbagai situs yang
menyediakan produk yang bisa dia jual kembali di berbagai e-commerce,
biasanya ribuan bahkan puluhan ribu produk. Reseller bisa menggunakan
tools tertentu yang dapat mengunggah ribuan produk sekaligus ke
e-commerce. Dia akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual
dengan harga beli produk tersebut. Dia hanya perlu ‘menalangkan’
harga produk tersebut sementara uang dari pembelinya akan masuk ke
e-commerce dulu. Sampai di sini tidak terlihat seperti penipuan
bukan? Sama sekali tidak ada yang aneh dengan transaksi ini. Memang
beginilah reseller.
Satu
hal pokok yang menjadi masalah dari penjualan produk oleh reseller
ini adalah dia sendiri belum tentu mengetahui kualitas produk yang
dia pajang. Karena dia hanya melihat gambarnya. Bukan hal yang baru
jika banyak reseller sebenarnya menggunakan gambar yang tidak sesuai
dengan produk yang dia jual. Salah siapa? Biasanya reseller hanya
mengambil gambar yang disediakan oleh penyedia produk untuk reseller
ini. Tempat reseller mendaftar yang memberikan gambar yang bukan
merupakan produk asli dari barang yang dijual tersebut. Paling rawan adalah produk fashion dan yang paling mungkin tertipu dengan transaksi ini adalah pembeli perempuan.
Reseller
tidak dapat mengontrol kualitas produk yang akan dikirim oleh pemilik
produk dan bahkan tidak jarang pembeli mendapatkan produk yang
kualitasnya jauh dari gambar ditambah lagi kadang warna produk yang
datang tidak sesuai dengan yang terlihat di gambar atau yang dipesan.
Sebeda-bedanya sebuah produk dengan gambar setidaknya tidak sampai
seperti jauh panggang dari api. Pembeli memilih produk karena melihat
gambar yang dipajang, jadi ketika gambar yang dipajang bukanlah
gambar sebenarnya, bukankah penjual dan e-commerce sedang menipu
pembeli?
E-commerce
akan ikut terkena dampaknya dan akan ikut dianggap menipu pembelinya.
Memang sih sebuah e-commerce bisa menampilkan penilaian dari pembeli
yang akan jadi tolok ukur pembeli lainnya untuk memilih produk
tersebut atau tidak. Shopee sebagai satu e-commerce yang cukup pesat
perkembangannya karena tahu betul dengan kebutuhan pembeli yang ingin
gratis ongkos kirim sudah sangat pintar mencari celah supaya banyak
orang mau menjual dan membeli di e-commerce mereka.
Sayangnya untuk masalah produk yang tidak sesuai dengan gambar belum mendapatkan perhatian cukup besar di berbagai e-commerce terutama Shopee yang memang menjadi tempat paling sering saya berbelanja online, sebab saya bisa mendapatkan free ongkir dengan minimal belanja tertentu. Melalui iPrice juga bisa tahu harga produk tertentu di berbagai e-commerce tanpa perlu cek satu-satu di e-commerce.
Sayangnya untuk masalah produk yang tidak sesuai dengan gambar belum mendapatkan perhatian cukup besar di berbagai e-commerce terutama Shopee yang memang menjadi tempat paling sering saya berbelanja online, sebab saya bisa mendapatkan free ongkir dengan minimal belanja tertentu. Melalui iPrice juga bisa tahu harga produk tertentu di berbagai e-commerce tanpa perlu cek satu-satu di e-commerce.
Harapan
saya terhadap Shopee ID adalah menyediakan pilihan bagi pembeli setia
untuk memberikan penilaian tanpa bintang dan alasan memberikan
penilaian seperti itu beserta gambarnya dan jika setidaknya ada tiga
penilaian tanpa bintang yang didapatkan produk tersebut, maka
e-commerce berhak mengkarantina produk. Saat sebuah produk
dikarantina, produk tersebut tidak akan tayang di e-commerce sehingga
pembeli yang lain tidak dikecewakan. Apabila penjual mendapatkan
sampai 10 produk yang dikarantina maka e-commerce berhak membekukan
akunnya atau minimal menarik pemberikan free ongkir di toko tersebut.
Penjual
di Shopee bisa mendapatkan predikat ‘terpilih’ seharusnya pembeli
juga bisa mendapatkan predikat ‘terpilih’ tersebut dan
mendapatkan keistimewaan untuk memberikan penilaian yang benar-benar
memengaruhi keberadaan seorang seller di e-commerce Shopee ID. Dengan
adanya predikat pembeli ‘terpilih’ Shopee ID akan mampu mencegah
reseller yang dengan sadar atau tidak sadar menjual produk yang tidak
sesuai dengan gambar yang mereka tampilkan di akunnya. Pembeli juga
tidak akan dirugikan lebih banyak lagi oleh penjual yang seperti ini. Shopee ID dapat memberikan predikat ini pada pembeli yang setidaknya sudah 1 kali berbelanja di tiap 10 seller yang berbeda.
Jadilah
reseller yang benar-benar realseller ya guys! Jangan sekadar reseller
yang tidak tahu dengan produk yang dijual.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).