Ibu,
tak pernah terbayangkan saya sekarang menyandang status sebagai
seorang ibu. Ketakutan yang sempat mampir apakah saya nantinya akan
bisa mendidik anak saya dengan lebih baik dari yang pernah saya
dapatkan dari orang tua sering saya pikirkan kembali. Namun saya
bersyukur karena saya memiliki anak dan bisa menyandang status
sebagai seorang ibu. Mau kurang atau lebih cara saya mendidik anak
saya, inilah saya, ibunya. Demikian pula dengan ibu saya yang
mendidik saya menjadi orang yang sekarang.
Sekarang
anak saya belum genap dua tahun. Masih setahun lebih beberapa bulan.
Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan cara mendidiknya yang
harus saya pelajari. Setidaknya saya tidak ingin membuat masa
kecilnya menjadi sesuatu yang tak menyenangkan. Ingin melihatnya
tertawa lebih banyak dan kalau bisa jangan sampai ada hari dia
menangis tersedu-sedu. Anak saya yang tersayang itu yang cuma ada
satu-satunya.
Inilah
indahnya menjadi seorang ibu. Banyak hal tak lagi menjadi penting dan
kepentingan anak menjadi hal yang paling utama. Bagaimana merasakan
sakitnya ketika melihat anak demam atau batuk pilek. Menahan pedihnya
melihat anak kesakitan karena penyakit yang mampir mengganggunya.
Bagaimana melihat dia tertawa dan kita ikut bahagia. Hal-hal yang
selama ini tak saya pikirkan sama sekali. Tak terbayangkan bahwa di
dunia ini akan ada orang yang lebih penting dari apa pun yang saya
anggap penting sebelumnya.
Itu
sebabnya saya selalu memperhatikan aspek perkembangan anak usia dini
semenjak sekarang. Saya ingin Raza, tumbuh dengan baik sampai menjadi
orang dewasa yang baik pula. Orang yang genius sudah banyak, orang
yang kaya sudah banyak, tapi orang yang baik akan terus dibutuhkan
sebanyak mungkin oleh dunia ini. Membesarkan dengan cinta. Itu yang
terus saya pelajari hingga sekarang. Menjadi orang yang harus lebih
banyak menahan emosi ketika segalanya terasa kacau. Menarik napas
lebih panjang dari biasanya.
Satu
hal yang saya syukuri sampai sekarang. Saya tidak perlu menjadi orang
tua yang memberikan rezeki tidak halal bagi anak-anaknya. Menjadi
pedagang selalu adalah hal yang terbaik yang saya bisa lakukan bagi
masa depan anak saya. Tak terbayangkan jika saya menjadi koruptor
hanya demi memenuhi nafsu dunia anak-anak saya. Sebagaimana orang tua
saya memberikan rezeki yang halal bagi anak-anaknya, itulah yang
ingin terus saya lakukan bagi Raza dan anak-anak saya yang lain di
masa depan.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).