Bukan
tipikal orang yang terlalu memilih-milih makanan sih sebenarnya. Tapi
memang ada menu favorit saya yang bisa saya makan setiap hari buat
sarapan. Walaupun sekarang saya sarapannya beda tiap hari. Namun menu
yang satu ini bisa jadi pilihan terakhir yang tak akan saya tolak
kalau di tawarin. Kayak pagi ini, sebenarnya saya ingin makan bubur
saya seperti yang sudah-sudah. Soalnya di dekat rumah sini ada bubur
yang lumayan saya suka. Padahal niat awalnya bukan beli bubur lho.
Tadinya
saya kepengen makan Apam Pulau Pinang yang dijual di Jalan Gajahmada.
Sudah terkenal kelezatannya. Namun ternyata sebelum jam 9 mereka
sudah kehabisan adonan dan langsung tutup deh. Emang sih biasanya jam
8 juga mereka sudah menjual habis kue mereka. Tahu Apam Pulau Pinang
kan? Ada juga yang menyebutnya Kue Terang Bulan. Alias martabak manis
kalau di Pontianak menyebutnya. Cuma saya beberapa kali lewat sudah
lewat jam 8 mereka masih buka dan adonannya masih cukup banyak.
Makanya saya pikir hari ini juga bakalan ada. Saya sudah membayangkan
kacang dan srikaya di balik lipatan apam tersebut. Eh ternyata sudah
habis lho.
Tawaran
berikutnya adalah bubur. Okelah, saya nggak milih-milih banget sih
soal makanan. Paling penting makanan tersebut bernutrisi. Makanan sehat yang bisa membuat saya bersemangat seharian. Eh ternyata
buburnya juga habis. Ujung-ujungnya yang saya makan adalah lontong
sayur. Saya suka sih lontong sayur. Favorit malahan. Tetapi bukan
yang dijual di Pontianak. Saya suka lontong sayur asli Sambas yang
ada tambahan mie kuning alias mie sanggul di dalam kuahnya. Belum
lagi udangnya yang enak banget karena dimasak dengan kuah santan.
Saya
rindu sekali dengan lontong sayur yang dijual di pasar tak jauh dari
rumah Umak saya. Seandainya bisa pulang kampung dan makan lontong
buatan Ibu Ibud setiap hari. Bakalan seneng banget deh. Apalagi
sekarang di situ juga ada jual sate. Ibu Ibud memang pintar masak.
Saya suka semua dagangannya di warung itu. Bahkan dulu saya setiap
hari makan di situ. Sekarang? Sebulan sekali aja susah karena saya
memang jarang pulang kampung. Apalagi sekarang sudah menikah. Semakin
tak memungkinkan untuk pulang kampung dan sarapan di warungnya yang
lebih dekat dengan pasar ikan sekarang.
Dibandingkan
itu semua saya juga rindu sekali dengan nasi goreng buatan Uwan saya
yang paling fenomenal itu. Nasi goreng kampung dengan ikan teri
gorengnya. Pake sedikit terasi. Rindu sekali... rindu...
Follow @honeylizious
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).