Beberapa
hari terakhir ini saya makannya sederhana sekali. Sedang doyan dengan
tempe goreng di warung nasi padang. Jadi yang sama masukkan ke dalam
piring nasi yang sudah ditumpahi kuah kental penuh bumbu dan daun
singkong yang super banyak plus sambalnya, hanyalah tempe goreng dan
sekeping bakwan udang yang krispi. Sepiring nasi tempe begini hanya
dihargai Rp6.000. Saya sedang mual dengan daging ayam. Padahal
dulunya yang saya makan di warung nasi padang biasanya ayam goreng
atau bakar.
Makan
sayuran juga sekarang jadi kewajiban. Kalau tak makan daun-daunan
yang hijau rasanya ada yang kurang dalam hidup sehari itu. Oiya minum
es juga sudah ditinggalkan. Tak ingin susah melahirkan nantinya.
Sedangkan tahu kurang saya suka yang di Pontianak ini. Saya kangen
sekali dengan tahu yang ada di Jawai. Di warung tahu goreng yang
sejak kecil saya kenal. Di sana saya selalu merasakan enaknya tahu
goreng yang lembut dalamnya. Belum lagi rasa sambalnya yang khas dan
juga aromanya yang mengingatkan saya tentang banyak hal.
Satu
tahu yang dipotong menjadi 9 potongan dadu. Saya yang waktu itu tak
lebih tinggi dari kuali di atas tempat penggorengan tahu sekarang
sudah bisa melihat dengan jelas tahu yang digoreng di dalamnya. Tak
banyak yang berubah dengan warung itu. Entah kapan saya bisa pulang
dan mampir ke warung tahu tersebut.
Eh iya
ngomong-ngomong soal menu makan saya beberapa hari terakhir ini
sebenarnya sebelumnya saya makannya nasi sama Garang Asem saja
sekitar semingguan. Daging ayamnya tak begitu banyak saya makan, saya
lebih memilih menikmati kuahnya dan potongan tomat dan cabai di
dalamnya. Paling suka Garang Asem di Pontianak ini yang dijual di
Warung Soto Solo Berseri dekat Radio Volare. Semangkoknya hanya
Rp8.000. Tambah nasi jadi Rp11.000. Taburan bawang gorengnya juga
banyak. Suka deh dengan pedagang makanan yang nggak pelit bawang
goreng.