Apa
pun pekerjaan seseorang, selama yang dipilih adalah cara yang benar
dan halal sebenarnya tak masalah dong apa pekerjaannya. Apalagi
sebagai lelaki harus bisa menafkahi keluarganya. Begitu juga dengan
Norman Kamaru. Ada beberapa media online yang mengabarkan dirinya
sekarang jualan bubur. Tetapi dengan judul yang cukup provokatif.
Bahkan dengan jelas menuliskan di bagian judulnya kata 'kasihan'.
Bukannya bagus ya orang punya jiwa usaha. Membuka lapangan kerja buat
dirinya sendiri. Entah bagaimana pendapat orang mengenai tukang bubur
sebenarnya. Mau kecil atau besar usaha seseorang, dia tidak bekerja
di bawah telunjuk orang lain lho.
![]() |
Copyright http://showbiz.liputan6.com/ |
Bahkan
saya sendiri salut dengan keberaniannya membuka usaha. Usaha menjual
bubur bukan usaha yang bisa dipandang remeh. Sebab di Pontianak
sendiri ada penjual bubur yang sudah buka cabang di mana-mana dan
omzetnya bisa puluhan juta sebulan. Cuma jualan bubur lho. Makanya
waktu sepupu saya tinggal di sebuah kos dekat kampus Untan saya
menyarankan kepadanya untuk jualan bubur di kos. Modal bisa dikatakan
kecil. Sebab untuk membuat bubur tak butuh banyak beras. Satu
kilogram beras sudah bisa jadi bubur sepanci besar lho.
Coba
kalau kita perhitungkan sehari bisa menjual 100 mangkuk bubur dan
semangkuk bubur dihargai Rp5.000-Rp10.000. Dari bubur saja sudah bisa
mendapatkan paling tidak Rp500.000. Jualan bubur juga biasanya jam
9-10 pagi sudah kelar, balik lagi ke kita cara mempromosikannya. Ada
orang bisa sukses berdagang karena kemampuan promosinya yang
menakjubkan, ada juga yang karena berada di lokasi yang memang
memungkinkan. Seperti sepupu saya yang tinggal di kos mahasiswa. Di
situ banyak sekali kos dan menjual 100 mangkuk bukan hal yang sulit
kalau kita memang mau.
Belum
lagi banyak warung bubur yang menyediakan gorengan dan minuman.
Hitung aja deh sehari bisa menghasilkan keuntungan
Rp300.000-Rp500.000. Sebulan sudah bisa dapat Rp9juta-Rp15juta. Tidak
main-main bukan? Itu kalau kita punya satu warung. Kalau punya 10
warung tinggal dikalikan aja deh keuntungannya. Bagaimana bisa kita
memandang Norman Kamaru kasihan dengan usaha menjual buburnya. Di
Pontianak saya bsia menemukan banyak sekali warung yang menyediakan
bubur dan selalu laris. Bahkan sebelum jam tutup mereka sudah
kehabisan bubur. Karena orang yang ingin sarapan akan merasa lebih
praktis beli saja semangkuk bubur di warung dibandingkan harus
membuatnya sendiri di rumah.
Siapa
tahu Norman Kamaru akan menjadi Tukang Bubur Naik Haji bersama
keluarga di kehidupan nyata. Kalau memang benar Norman menjual bubur,
sukses aja deh buat beliau. Apalagi dia kan terkenal ya, dibandingkan orang yang tidak begitu dikenal banyak orang dia sudah punya
nilai jual yang cukup tinggi.