Kalau
kamu adalah orang dewasa seusia saya. Sudah melewati batas usia perak
dan belum 30 tahun, punya televisi di kampung yang masih hitam putih
bahkan dinyalakan dengan aki mobil, barangkali kita melewati
masa-masa sitkom yang sama. Dari televisi negeri tetangga.
Ditayangkan di saluran TV 3. Kalau disuruh memilih TV mana yang akan
saya pilih dari 3 saluran TV Malaysia yang bisa keluarga saya nikmati
di kampung, saya lebih memilih TV 3. Siarannya lebih variatif
walaupun saya juga suka dengna TV 2. Beda dengan TV 1 yang lebih
banyak acara yang membosankan buat anak seusia saya waktu itu.
Sitkom
yang sampai sekarang masih saya ingat adalah sitkom Phua Chu Kang.
Banyak sih sebenarnya sitkom yang ada di saluran TV Malaysia waktu
itu. Namun sitkom Phua Chu Kang ini tak bisa dilupakan karena ini
adalah sitkom yang menggunakan Singlish. Jadi bahasanya menggunakan
aksen Kantonis, di Malaysia satu di antara bahasa yang banyak
digunakan masyarakatnya ya itu, Kantonis. Bahasa Inggrisnya serupa
dengan bahasa Inggris di Singapura. Bahasa Inggris dengan aksen
Kantonis. Jadinya Singlish gitu.
Satu
kalimat yang tak bisa saya lupakan dari sitkom ini, kalimat yang
selalu diucapkan Phua Chu Kang adalah 'It's not so easy like you
think laaaaaa....'. Intinya sih pengen bilang bahwa 'ini nggak
semudah yang kamu pikir lho'.
Begini,
banyak orang yang tak pernah merasakan atau melihat perjuangan saya
untuk berada di titik yang sekarang, titik di mana blog saya
menghasilkan uang, dagangan online saya akhirnya stabil dan pelanggan
tetapnya sudah banyak, belum lagi usaha jualan jasa lainnya yang saya
buka juga alhamdulillah lancar. Kelihatannya hanya butuh 3 tahun
membangun personal branding. Kita tidak bisa langsung meraup
keuntungan dengan membagikan dagangan di sosial media dalam waktu
sehari. Bahkan kecambah aja butuh proses buat tumbuh menjadi kecambah
seutuhnya.
Tak
semudah membalikkan telapak tangan. Inilah yang kadang membuat orang
suka berhenti di tengah jalan. Tidak ada waktu ideal untuk
menghasilkan uang dari blog. Semuanya kembali lagi ke diri kita.
Seberapa keras kita mau melangkah dan mencoba? Seberapa kuat kita
untuk berdiri lagi ketika sudah jatuh berkali-kali. Siapkah kita
dengan risiko tak punya uang sama sekali suatu waktu?
Saya
sendiri waktu itu tak terlalu banyak memikirkan risiko yang ada.
Padahal risikonya sangat besar. Saya hidup sendirian di Pontianak.
Segalanya bayar sendiri. Namun saya pertaruhkan semua itu dan
memilih untuk menjadi penulis. Padahal saya bukanlah orang dikenal
banyak orang dan barangkali akan banyak orang yang mendefinisikan
saya sebagai 'bukan siapa-siapa'. Soal tenar saya pikir itu hanya
bonus. Nggak terkenal juga nggak apa-apa asal bisa nulis dan
menghasilkan uang setiap hari.
Walaupun
tujuan awal, pertama kali blog ini lahir, tak terbersit sebagai
ladang menanam benih uang.
Buat
siapa saja di luar sana yang menjadikan seseorang sebagai contoh yang
ingin dia tiru, jangan hanya berpatokan pada apa yang dia punya
sekarang. Lihat lagi ke beberapa tahun di belakangnya. Apa saja
kegagalan yang sudah dia dapatkan untuk berada di titik yang sekarang
dia pijak?
Apa
pun itu, silakan kejar mimpi masing-masing tapi jangan berharap
jalannya akan mudah, akan lancar begitu saja. Seperti kata Phua Chu
Kang: “It's not so easy like you think laaaaa....”.
Follow @honeylizious