Sudah
lama sekali saya meninggalkan kebiasaan minum kopi saya di kampung
dulu. Dulu waktu masih tinggal dengan Uwan (nenek) tiap pagi ada
jatah kopi buat saya. Saya lupa sejak kelas berapa SD cairan putih
yang encer itu berganti menjadi cairan hitam pekat yang juga encer.
Memang sih tidak dibikinkan kopi seperti Aki yang pekat. Cuma ya itu,
kopi itu kayak minuman wajib sejak saya kecil. Sampai kuliah saya
masih minum kopi tiap hari. Satu dua gelas saat di rumah.
Di
Sambas, perempuan minum kopi adalah hal yang sangat lumrah. Bahkan
saya minum segelas kopi yang sudah mulai mendingin seperti orang
menenggak air putih saat haus. Saya lupa kapan pertama kali
memulainya, saya juga lupa kapan saya akhirnya berhenti menyediakan
kopi buat diri sendiri. Satu hal yang jelas, saya tak lagi minum kopi
beberapa tahun terakhir. Tidak minum setiap hari. Jadi kadang-kadang
masih minum kopi.
Hari
ini saya minum kopi sebelum memulai bekerja. Entah mengapa rasanya
saya menjadi lebih konsentrasi dan lebih produktif setelah
menghabiskan segelas kopi Manggarai yang dibawakan adik saya dari
NTT.
Meskipun
saya minum kopi saya tidak merokok. Saya hanya merasa agak aneh aja
minum kopi di tempat umum di Pontianak ini. Banyak yang memandang
saya dengan tatapan yang membingungkan. Ternyata beda dengan di
Sambas yang rata-rata perempuannya minum kopi hitam pekat, di kota
perempuan lebih identik dengan kopi dengan krimer dan sejenisnya jadi
bukan kopi hitam yang tidak disaring itu.
Bukannya
kopi itu baik ya buat kesehatan? Pernah dengar sih ada orang yang
kayak ketergantungan gitu sama kopi. Tak bisa menjalani hari dengan
baik kalau nggak minum kopi. Saya sendiri padahal dulu peminum kopi
juga tapi nggak kecanduan juga sih. Bagaimana dengan kamu?
Follow @honeylizious