Saya tidak tahu apakah banyak anak-anak yang mengalami masa kecil seperti saya. Setiap Uwan menanak nasi, dia akan mengambilkan air tajin dari periuk nasi. Sebelum beras yang ditanak berubah jadi nasi. Sudah jarang sih mencium aroma air tajin. Apalagi saat tinggal sendiri saya tidak pernah masak. Saya selalu membeli nasi untuk memenuhi kebutuhan saya.
Hari ini, saya diare. Padahal saya sudah demam, flu, dan batuk semingguan ini. Sepertinya saya salah makan. Tak begiti masalah sih kena diare. Sesekali buat membereskan isi dalam perut yang akhir-akhir ini suka keras dan susah dikeluarin. Padahal sudah banyak minum air putih, makan buah, dan sayur.
Pengennya makan bubur kalau keadaan kurang sehat begini. Karena itu saya masak bubur di kompor. Saat mengaduk-aduk beras yang setengah matang dan airnya masih banyak itu saya mencium aroma yang lama tak saya baui. Aroma air tajin. Saya langsung ingat dengan Uwan di kampung.
Air tajin yang diambil kental dan berwarna putih. Dikasih sedikit gula. Siap dihirup deh. Entah kapan terakhir kali saya minum air tajin hangat dan manis itu. Sudah lama sekali rasanya. Rindu dengan masa-masa bisa kembali lagi ke sana.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).