Sekarang
tugas utama saya selama bulan puasa adalah menyiapkan makanan untuk
sahur dan berbuka. Ya ampun ternyata selama ini saya kurang
menghargai usaha orang tua saya, terutama Umak atau Uwan yang
bertugas yang sama selama puluhan tahun ini. Bukan hal mudah bagi
saya yang biasanya hanya tinggal menghadap makanan untuk makan sahur
dan berbuka. Selama hidup sendiri di Pontianak paling mudah adalah
membeli. Karena hanya untuk sendiri tinggal beli saja makanan yang
disukai. Beda cerita dengan sekarang. Selera suami adalah yang paling
utama. Sebab dia sedikit rewel soal makanan dibandingkan saya yang
pemakan segalanya.
Alhamdulillah
sejauh ini saya yang bertugas menyiapkan makanan untuk sahur masih
mampu menyediakan semuanya. Masih bisa bangun walaupun suami yang
membangunkan. Ternyata saya yang susah bangun untuk makan sahur ini
sekarang bisa melawan rasa ngantuk dan menyalakan kompor buat
memanaskan lauk yang biasanya memang sudah dibeli malam harinya. Biar
praktis aja sih.
Beberapa
kali di awal masih sempat bolong sahurnya. Bablas tidur sampai pagi.
Hahahaha... sayang sih jadi nggak dapat berkahnya sahur. Tapi di
akhir-akhir bulan ramadhan ternyata saya mulai terbiasa dan menikmati
betapa indahnya bisa makan sahur bareng suami.
Makanan
berbuka sendiri sebenarnya tak begitu repot karena suami jarang makan
nasi saat berbuka. Jadi dia cukup makan kue untuk buka puasa dan
makan nasinya saat sahur. Untuk buka puasa pun saya jarang membuat
kue. Lebih praktis membeli di kantin dekat Radio Volare. Apalagi
dengan membeli kita bisa membawa pulang banyak sekali jenis kue dan
harganya juga terjangkau. Dibandingkan membuat yang belum tentu
rasanya dijamin enak. Mendingan emang langsung beli aja.
Ini
adalah Ramadhan pertama bersama suami. Lebaran pertama juga bersama
suami. Sangat berbeda dengan tahun lalu yang masih sendirian.
Alhamdulillah. Tak cukup rasanya segala rasa syukur yang terus
dipanjatkan ini. Begitu banyak yang telah Dia berikan dalam kehidupan
saya dan juga suami.
Follow @honeylizious