Pada
suatu masa dulu....
Kayaknya
kangen aja pengen pake pembukaan kalimat dongeng semacam itu. Waktu
SD rata-rata yang saya gunakan ya sejenis kalimat gitu...
Pada
zaman dahulu kala...
Pada
suatu masa...
Pada
suatu ketika
Masih
banyak lagi 'pada' yang saya gunakan untuk mengawali cerita yang saya
tulis waktu masih duduk di bangku SD dulu. Tapi bukan itu sih yang
ingin saya jelaskan panjang lebar melalui tulisan ini. Di tulisan
sebelumnya saya sudah mengatakan bahwa nama saya bukan Rohani
Syawaliah waktu duduk di bangku sekolah dasar. Saya mengubahnya saat
ijazah saya akan dicetak. Sebab saya tak ingin dibully di SMP.
Nama
saya sebelumnya Listia Evita. Kayak nama penyanyi dangdutkah? Jadi
nama panggilannya Listia, Lis, atau Elis. Beda cerita saat di
sekolah. Ada beberapa orang yang suka membully saya dengan memanggil
nama tersebut menjadi Bilis. Bilis itu nama ikan. Ikan murah yang
tipis dan berekor panjang. Biasanya Uwan membelinya buat digoreng
sebagai lauk. Saya sebal mengingat masa SD dan nama saya berubah jadi
Bilis. Entah siapa yang benar-benar memulainya. Tapi saudara sulung
saya juga memanggil saya dengan panggilan yang menjengkelkan itu.
Saya
tidak suka.
Saya
tidak mau terus-terusan dipanggil dengan nama Bilis di sekolah.
Padahal tak pernah terpikir oleh saya nantinya saya akan sekolah di
sekolah yang baru dan bertemu dengan orang baru, belum tentu mereka
akan memanggil saya dengan nama Bilis bukan? Sudah terlanjur trauma
dengan panggilan nama yang menyebalkan saya putuskan untuk
menggunakan nama pemberian Kayi, kakek saya dari pihak Abah. Dia
memberikan nama Rohani Syawaliah.
Terdengar
lebih bonafit kan? eh...
Walaupun
akhirnya muncul lagi pengejekan nama saya. Ada yang memanggil saya
Roh Halus. Tak mengapa. Selama tak disebut sebagai ikan bilis. Saya
tak begitu menghiraukannya.
Mungkin
teman-teman bertanya-tanya, bagaimana ceritanya saya mengubah nama
sesuka hati seperti itu? Bahkan tanpa bertanya pada orang tua saya
terlebih dahulu. Saya hanya bilang saya mau pake nama saya yang lain.
Saya ingat betul, di kartu Askes milik saya nama saya tertulis Rohani
Syawaliah Listia Evita. Sedangkan di raport malah tertulis Listia
Evita.
Jadi
begini, waktu saya lahir, saya tidak dibuatkan AKTE lahir
serta-merta. Sehingga masih memungkinkan untuk mengubah nama saya
sebelum ijazah sekolah dasar saya keluar. Waktu wali kelas saya
bertanya apakah nama yang kami berikan sudah benar, saya mengajukan
untuk menulis nama Rohani Syawaliah di ijazah saya. Hingga sekarang
akhirnya orang mengenal saya dengan nama Rohani Syawaliah. Bukan
Listia Evita. Meskipun keluarga inti pihak Umak, masih memanggil saya
Listia. Saya menyebutnya, nama panggilan saat masih kecil. Sebab
setamat sekolah dasar, teman-teman baru saya mengenal saya dengan
nama Rohani Syawaliah. Begitu ceritanya!
Follow @honeylizious