Kue
pasong kalau sekarang sangat jarang ditemukan pada hari-hari biasa
.
Di kampung saya, Uwan (nenek) biasanya membuat kue ini saat mendekati
lebaran, biasanya hari ke-27 bulan Ramadhan atau disebut 'hari 7
likor'. Ada kepercayaan bahwa pada bulan puasa ibadah kita tidak
diganggu oleh setan karena mereka dipasong. Untuk melepaskan
pasongannya dibuatlah kue ini, sebab pada saat memakannnya kita akan
membuka daun pisang yang membungkus kue ini. Banyak masyarakat sudah
tidak percaya sih dengan hal tersebut. Walaupun kue ini
dilatarbelakangi oleh kepercayaan tersebut bukan berarti kita nggak
boleh membuatnya dihari biasa. Namun memang pada bulan Ramadhan kue
ini banyak sekali dibuat.
Adonan
:
- T epung Beras 500gram
- Santan 500ml
- Gula Merah 500gram
- Garam sedikit
- Air 500ml panaskan hingga hangat kuku
- Daun pisang yang telah dibentuk seperti kerucut
Cara
Membuat
:
Tepung
b
eras diadon d
engan air hangat (tujuannya supaya ku
e
l
ebih
lembut
)
. T
a
mbahkan santan k
elapa dan aduk hingga
merata.
Masukkan gula
merah s
ebagai p
erasa
manis, bisa juga ditambahkan
gula lagi jika ingin l
ebih
manis.
Masukkan
adonan dala
m
daun pisang yang t
elah dib
entuk k
erucut
.
Kukus
adonan hingga matang.
Buat
teman-teman yang tidak suka makanan manis, gulanya boleh dilewatkan.
Jadi kuenya akan gurih dari santan dan garam. Warna kue pasong yang
manis seperti warna gula merah atau gula jawa, sedangkan yang gurih
atau dalam bahasa Sambas disebut 'Kue Pasong Lemak' berwarna putih.
Jika tak punya daun pisang adonannya bisa dikukus dengan cetakan kue
yang lain, rasanya sedikit berbeda karena tak ada aroma daun
pisangnya, tetapi tetap bisa dibuat tanpa pasongnya. Selamat mencoba.
Follow @honeylizious