Rasanya
saya menjadi pecinta kuliner yang sangat beruntung di dunia ini.
Sebab untuk berwisata kuliner di Pontianak tidak begitu
mengkhawatirkan masalah ketidakhalalan makanan yang kita santap.
Sebab makanan yang mengandung babi selalu ditulis oleh pedagangnya.
Maklumlah di sini daging babi mah mahal harganya. Dengan menuliskan
makanan yang mereka jual mengandung babi, harganya tentu bisa
disesuaikan dengan modal mereka.
Bahkan
di beberapa tempat makanan yang label babinya tidak tertera, kita
yang muslim dan berhijab tak perlu khawatir, pedagangnya akan
mengatakan bahwa kita tidak boleh makan di situ. Karena mereka
memasak makanan yang tidak halal untuk dikonsumsi umat muslim.
Makanya penting sekali bagi kita mengidentitaskan diri kita sesuai
dengan agama yang kita anut. Ini tidak hanya membantu diri kita
sendiri tapi juga membantu orang lain yang berbeda agama dengan kita.
Jadi
apabila teman-teman mampir ke Pontianak, jangan heran dengan besarnya
tulisan BABI yang tertera di beberapa tempat makan. Bahkan bisa
terlihat dari jarak 10-20 meter. Berdagang itu harus jujur bukan?
Miris liat berita tentang daging celeng yang dijual buat jadi daging
oplosan atau campuran bakso. Padahal di sini daging hewan tersebut
banyak tersedia secara bebas di rumah makan dan dihargai mahal pula.
Tak perlu dijadikan daging dengan nama yang lain. Tetap dinamai
sesuai dengan identitas aslinya.
Saya
punya teman-teman orang Tionghoa yang nonmuslim dan mengonsumsi
daging babi, mereka bahkan sering membuat minyak dari lemak babi yang
dipanaskan. Minyak tersebut juga dijual dengan harga mahal.
Barangkali orang-orang yang menjual daging celeng dengan
sembunyi-sembunyi dan akan diolah menjadi daging sapi 'palsu' atau
'oplosan' harus lebih kreatif lagi memutar otak untuk membuat
dagangannya menjadi nilai ekonomis yang tinggi. Jangan sampai
berbohong apalagi menipu banyak orang dengan mengatakan daging
tersebut daging sapi. Kasihan umat muslim yang tidak boleh
mengonsumsinya.
Kalau
punya banyak piaraan celeng atau babi kayaknya bisa dimanfaatkan
untuk mengurangi limbah juga. Saya pernah baca sebuah artikel yang
mengatakan bahwa babi itu biasa memakan kotorannya sendiri. Nah
berarti dia bisa memakan limbah rumah tangga yang kita buang
sembarangan. Bukankah lebih baik membuat tempat pembuangan limbah
rumah tangga dan ada yang akan memakannya?
Follow @honeylizious