Novel
Agatha Christie memang selalu menjadi favorit saya. Tak perlu ada
cover yang menarik atau judul yang membuat penasaran. Saya selalu
ingin menghabiskan semua buku yang dia tulis. Kepiawaiannya menulis
kisah detektif memang patut diacungi jempol. Tokoh Hercule Poirot
memang sangat fenomenal di hati saya. Apalagi saya juga ingin
mengucapkan banyak sekali terima kasih pada orang yang telah bersusah
payah menerjemahkan novel Agatha Christie dengan bahasa yang sangat
mudah dipahami. Berbeda dengan beberapa novel terjemahan lain yang
kadang saya bingung maksud kalimatnya apa. Entah karena penulis
aslinya atau penerjemahnya yang menggunakan bahasa yang terlalu
rumit.
Novel
'Mengungkit Pembunuhan' ini sudah beberapa kali saya baca sebenarnya.
Tapi tetap saja saya suka sekali mengulang membacanya. Menikmati
bagaimana saya bisa lupa dengan pelaku pembunuhan di dalam novel
tersebut, seakan-akan saya belum pernah membacanya sebelumnya. Jadi
saya mengira-ngira kembali dari awal siapa orang yang membunuh orang
yang ada di dalam novel tersebut.
Di
novel 'Mengungkit Pembunuhan' ini diawali dengan seorang perempuan
yang ingin mengetahui kenyataan yang sebenarnya mengenai pembunuhan
ayahnya atau apakah ayahnya sebenarnya bunuh diri. Meskipun sudah
bertahun-tahun berlalu, vonis pengadilan memutuskan ibunya yang
bersalah karena telah meracuni ayahnya. Tetapi kenyataan kasus
tersebut sebenarnya tak sesederhana itu. Sebab Hercule Poirot
memecahkannya kembali setelah belasan tahun berlalu demi seorang anak
perempuan yang mendapati ibunya pernah meninggalkan selembar surat
padanya yang menyatakan bahwa 'ibunya tidak bersalah'. Ibunya tak
pernah menghabisi nyawa ayahnya.
Di
novel ini kita akan diajak untuk menyelami sebuah kasus dari sisi
psikologis. Akan berbeda dengan beberapa novel detektif yang banyak
menghadirkan bukti otentik untuk mengungkap sebuah kasus. Di
'Mengungkit Pembunuhan' penulis menghadirkan beragam tokoh dengan
sifatnya masing-masing. Agatha Christie cerdas sekali menggambarkan
setiap tokoh sehingga rasanya orangnya benar-benar ada dengan
penokohan seperti yang tertulis di dalam novel tersebut.
Seperti
banyak novel Agatha Christie lainnya, saya jarang sekali bisa menebak
siapa pelaku sebenarnya walaupun sudah membaca 75% dari novel
tersebut. Paling sebelum benar-benar berakhir saya baru bisa
menyimpulkan siapa pelaku sebenarnya. Tak jarang pula saya membuat
kesimpulan yang keliru mengenai pelaku dan bagaimana sebuah kasus
bisa terjadi.
Itu
yang membuat saya senang sekali menghabiskan waktu untuk membaca
novel tipisnya Agatha Christie. Meskipun tipis saya biasanya agak
lama menyelesaikan membacanya. Dua atau tiga hari. Saya menikmati
penasaran saya mengenai pelaku tersebut sebelum benar-benar
'menangkapnya' di halaman atau bab terakhir novel tersebut.