Kesan
pertama dari buku ini adalah bahasanya yang cukup berat buat saya.
Memang saya tidak terbiasa membaca novel dengan bahasa yang 'berat'.
Saya lebih terbiasa membaca buku terjemahan atau buku yang bahasanya
lebih ringan. Tetapi saya tetap menyelesaikan buku ini hingga halaman
terakhir. Butuh waktu dua hari untuk menyelesaikannya padahal
novelnya tak begitu tebal. Penyebabnya pertama karena bahasanya yang
kurang familiar dalam perbendaharaan saya dan cara penulis
menyampaikan ceritanya yang lebih tepatnya merupakan potongan mozaik
yang sangat kecil dari sebuah cerita yang utuh.
Sehingga
saya harus menyelesaikan 48 halaman untuk benar-benar 'nyambung'
dengan cerita yang ada di dalam novel ini. Tak jarang saya harus
membalik beberapa halaman ke belakang untuk mengingat potongan cerita
yang lain yang berkaitan dengan cerita lanjutannya. Benar-benar novel
yang membuat saya memeras otak sedemikian kerasnya. Meskipun demikian
saya menikmati sekali membaca cerita di dalamnya setelah
menyelesaikan bagian akhirnya.
Novel
ini merupakan tantangan yang sangat besar buat saya sebab saya
dihadapkan pada dua pilihan, menyelesaikannya dengan napas tersengal
(baiklah ini sedikit berlebihan) atau menutupnya saja di 10 halaman
pertama. Sebab saya kesulitan memahami konflik apa sebenarnya yang
merupakan konflik utama yang ada di dalam novel ini. Ternyata saya
lebih suka dengan pilihan pertama sebab sayang juga sudah dibeli tak
diselesaikan untuk dibaca.
Pilihan
tersebut membuat rasa penasaran saya mengenai cerita yang ada di
dalam novel ini melunasinya. Akhirnya saya membacanya sampai kalimat
terakhir dan bisa melihat mozaik semua cerita ini dengan utuh. Bukan
lagi potongan kecil yang membingungkan dan tak tahu harus disimpan di
bagian mana.
Overall,
ini ceritanya bagus. Saya jadi tahu banyak hal tentang sejarah. Dapat
mengetahui pula bagaimana pandangan orang dari banyak sisi. Bahkan
nama sendiri punya filosofi yang sangat dalam. Awalnya saya pikir ini
hanya sebuah novel cinta jika melihat dari covernya. Novel cinta beda
etnis apabila saya lihat dari judulnya. Ternyata tak sesederhana
sebuah cover novel cerita di dalamnya. Itulah kadang yang membuat
saya kecewa dengan pembuat cover novel. Mereka tak mampu melukiskan
'pintu' cerita dengan baik. Sehingga penilaian awal seorang pembaca
menjadi sangat samar mengenai cerita yang ada di dalam sebuah novel.
Novel
ini akan sangat cocok untuk pembaca yang suka membaca cerita dengan
pelan. Bukan pembaca yang ingin tahu dengan cepat apa konfliknya di
dalam sebuah cerita dan bisa dipertahankan minat bacanya dengan
konflik tersebut. Ini bukan novel dengan jalan cerita sederhana yang
biasa. Jadi siap-siap kening berkerut membaca kalimat demi kalimat di
dalamnya.
Mei Hwa
Oleh Afifah Afra
Mei Hwa
Oleh Afifah Afra