Sejak dulu saya sudah terbiasa makan buah-buahan yang direndam air gula lalu dicocol ke garam buah. Garam buah pedas buatan Umak selalu istimewa. Bubuknya halus, kering dan harum yang bikin saya senang. Sebab tak banyak penjual buah yang diolah dengan air gula seperti itu yang bisa menyediakan garam buah yang halus dan kering.
Pedasnya nikmat sebab menggunakan cabai kering. Terasinya juga menambah aromanya menjadi harum. Supaya halus dan kering campuran garam + terasi + cabainya cukup dioseng saja sampai kering dan halus.
Karena saya membuat garam buahnya lumayan banyak, menggunakan terasi khas Kalimantan Barat, saya bawa sebagian besar ke rumah mertua. Soalnya di sana ada mangga. Jadi sekalian bisa ngerujak mangga ceritanya.
Maklumlah, mertua saya jago masak. Tidak memungkinkan membawakan beliau masakan saya yang sederhana itu. Beda cerita dengan garam buah. Kebanyakan yang tahu resep garam buah itu orang Tionghoa. Nah, ibu mertua kan berdarah Melayu jadi tak pernah membuat garam buah pedas pake terasi begini.
Bedanya garam buah yang saya buat dengan garam buah Umak di kampung adalah cabainya. Supaya lebih pedas saya menggunakan cabai rawit. Kepikiran juga soal membuat oleh-oleh Kalimantan Barat berbentuk garam buah berterasi buatan lokal. Selain meningkatkan nilai jual terasi lokal saya pikir garam buah juga sesuatu yang cukup menarik.
Pecinta buah yang agak asam manis pasti membutuhkan garam buah semacam ini. Membuatnya juga mudah menggunakan terasi kering bubuk yang dijual di pusat oleh-oleh Kalimantan Barat. Jadi tak butuh lama buat mengosengnya. Sebab tidak mengandung air.
Kamu suka garam buah juga?