Saya
pun membuat akun di facebook dan cukup kebingungan. Mau ngapain di
situ. Update status itu apa. Semuanya asing. Sangat asing. Apalagi
orang-orang di dalamnya juga tak banyak yang saya kenal. Beberapa
bulan kemudian mulai ikut-ikutan orang untuk berdagang di facebook.
Pas pertama kali dagangannya laku itu rasanya 'waw' sekali. Artinya
ini bukan hanya sekadar untuk pamer status atau pajang foto. Bisa
juga buka lapak, pikir saya waktu itu. Namun sebenarnya melalui
tulisan ini saya ingin menunjukkan kecanduan saya dulu pada facebook.
Saking
kecanduannya, ada yang salah kalau satu jam tak buka facebook.
Padahal waktu itu saya menggunakan nokia symbian untuk membuka sosial
media. Cukup lama saya menggunakan nokia symbian tersebut. Sampai
tahun 2012 seingat saya. Waktu saya akhirnya mendapatkan android
pertama saya. Selama beberapa waktu, masih awal-awal menggunakan
facebook rasanya ada yang komen dan mesti dibalas di facebook. Atau
takut ketinggalan status teman-teman yang berbagi di sosial medianya.
Entah saya saja yang merasa demikian beberapa tahun yang lalu atau
teman-teman juga begitu?
Sampai
akhirnya sekarang saya menyadari bahwa sosial media bukan toserba
yang buka 24 jam. Tak setiap waktu kita harus membalas komentar orang
lain atau memberikan komentar pada status tertentu. Sosial media
sekarang saya gunakan sekadarnya. Tidak hanya facebook, twitter pun
tak kecanduan lagi. Kadang hanya berbagi link blog di twitter dan
facebook sudah cukup. Saking malasnya mau berlama-lama di sosial
media saya hanya membalas komentar orang di status atau kiriman saya
dengan memberikan jempol saja di komentar tersebut.
Padahal
di android notifikasi langsung terdengar dalam hitungan detik saat
akan yang mengirimkan sesuatu di akun sosial media saya. Tak
selamanya juga sih kita bisa berkutat dengan hal-hal tersebut.
Sekarang sosial media hanya media pelengkap bagi 'kehidupan maya'
saya tapi tetap tak akan bisa menggantikan kehidupan saya yang
sebenarnya di dunia nyata.
Dunia
nyata akan selalu lebih indah. Percayalah.
Komentar