Aduh
kalo membahas masalah politik memang tak akan pernah ada habisnya ya.
Sebab politik itu memang bagian dari kehidupan kita, mau tidak mau,
suka tidak suka, kita memang hidup di dalamnya. Kita ada di dalamnya
sebagai warga negara. Politik negara Indonesia berdasarkan demokrasi.
Suara terbanyak yang menang. Namun liciknya dunia politik semakin
membuat kita gerah.
Berbagai
pelanggaran, lagi-lagi dan masih lagi dilakukan oleh calon pejabat
negeri ini. Mulai dari merusak pohon dengan menempelkan banner sampai
pada serangan politik uang. Sampai-sampai serangan fajar menjadi hal
yang lumrah menjelang pemilu. Walaupun sebenarnya apa sih yang akan
benar-benar kita dapatkan dengan cara-cara kotor seperti itu? Akan ke
mana uang 'curian' yang akan kita bawa tersebut? Apakah tidak pernah
terlintas di kepala mereka, saat di bahu mereka sudah diletakkan
tanggung jawab untuk memimpin negeri ini, saat itulah iman mereka
akan diuji. Apakah mereka akan taat dan memimpin dengan jujur atau
sebaliknya akan buta dengan harta dan dunia?
Politik
uang, belum lagi menduduki kursi panas pemerintahan tetapi berbagai
tawaran sudah mereka tebar di mana-mana. Saya tak akan menyebutkan
siapa saja orangnya. Selain menebar janji mereka juga mahir sekali
membujuk rayu rakyat miskin untuk memilih mereka dengan imbalan
sejumlah uang. Uang yang sebenarnya bisa habis dalam waktu sehari.
Sekejap. Padahal suara yang kita berikan akan digunakan sampai 5
tahun ke depan.
Belum
lagi membahas soal kampanye terbuka yang diadakan di berbagai daerah.
Mengapa harus dangdutan? Mengapa harus goyang erotis? Walaupun ada
beberapa partai yang tak melakukannya atau hanya satu partai?
Dapatkah
kita bayangkan jika pemimpin kita selanjutnya adalah orang yang suka
menebar sampah politik. Orang yang dengan gampang menggelontorkan
uang politik. Belum lagi banyak sekali iklan di televisi yang sama
sekali tidak enak untuk disaksikan. Kadang saya terpikir soal
banyaknya uang yang digunakan oleh calon presiden negara kita ini
untuk nampang di televisi, walaupun banyak juga di antara mereka yang
punya televisi sendiri, jadi hemat biaya iklan.
Tahun
2014 ini berharap iklannya lebih masuk akal dan tidak hanya menebar
janji. Daripada membuat iklan yang mubazir mengapa tidak menggunakan
uang tersebut untuk membangun bagian Indonesia yang tidak
diperhatikan pemerintah? Seperti jalan negara di Kalimantan Barat.
Jalan di wilayah hulu yang hancur lebur.
Rumah
sakit jiwa juga semuanya sudah siap sedia jika ada caleg yang sakit
jiwa karena tidak terpilih sebagai wakil rakyat. Ironis sekali. Entah
kapan akan melihat jumlah partai yang bersaing untuk menduduki kursi
presiden berjumlah kurang dari lima. Sehingga kita tidak kebingungan
menentukan siapa presiden kita selanjutnya. Kadang saya bertanya
dalam hati saya sendiri, apakah mereka benar-benar sanggup
mempertanggungjawabkan kepemimpinan mereka dunia akhirat?
Oke,
memang keren sih jadi presiden. Orang nomor satu di negara ini. Tapi
saat kita pejamkan mata sejenak. Kita hirup napas dalam-dalam. Kita
akan sadar bahwa kita tak bisa hidup tanpa oksigen, air, dan tanah.
Uang, jabatan, dan orang di sekeliling kita hanyalah pelengkap
kehidupan. Lalu satu persatu dari kita akan dipanggil oleh-Nya.
Ditanyakan tentang apa yang sudah kita perbuat di dunia dan
mendapatkan balasannya.
Walaupun
sedemikian carut-marutnya politik di negara kita ini, saya tak pernah
kehilangan harapan bahwa akan ada presiden yang tepat untuk negara
kita ini. Bukan orang yang baik segala-galanya. Sebab manusia tak
lepas dari lalai dan dosa. Melainkan satu orang yang mau melakukan
perubahan dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Jauh sekali jika
kita berharap akan mendapatkan presiden yang bertaqwa seperti
Ahmadinejad yang dinobatkan sebagai presiden termiskin di dunia.
Besar harapan saya bahwa nanti Indonesia akan dipimpin oleh seseorang
yang mencintai akhiratnya lebih besar dibandingkan dunia. Sehingga
tak terlintas di dalam kepalanya untuk menzalimi rakyat di negara
yang dipimpinnya.
Sehingga
saya yang sempat terpikir untuk tidak memberikan hak pilih saya untuk
pemilu yang akan dilangsungkan 9 April 2014 nanti menjadi sangat
bersemangat untuk memilih. Sebab saya tahu, saya tidak ingin orang
yang terburuk yang akan menjadi pemimpin Indonesia selanjutnya. Saya
tidak akan mengatakan bahwa yang akan saya pilih nanti adalah orang
yang terbaik. Namun saya hanya bisa berharap bahwa orang yang saya
pilih ini tidak begitu buruk di antara calon pemimpin yang paling
buruk.
Sudah
siapkah kita?
Follow @honeylizious
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).