Selama
tinggal di kampung halaman saya tak menemukan satu rumah makan pun
yang menyediakan tongseng.
Ah
kalau di kampung saya sudah ada listrik saja sudah alhamdulillah
sekali. Sebab selama di sana saya pernah merasakan belajar dengan
menggunakan lampu minyak tanah. Habis salat Isya banyak orang yang
memutuskan untuk berkumpul di rumah dan kalau tidak ngobrol bareng
keluarga ya tidur.
Rasanya
memang kebersamaan waktu dulu jauh lebih panjang, sebab televisi
hanya bisa menyala kalau 'batre aki' sudah terisi. Apabila belum
diisi ya mau tak mau tak ada suara film yang ditonton dan suara
jangkrik akan terdengar lebih keras dari biasanya. Namun bagi saya
masa kecil yang dulu itu tetap menyenangkan. Tanpa listrik saya bisa
mendengarkan dongeng setiap malam sebelum tidur. Bibi-bibi akan
bergantian memberikan cerita. Bahkan Uwan (nenek) juga tak luput
memberikan cerita.
Lalu
mengapa judul tulisan ini tak nyambung dengan dua paragraf di atas?
Lupakan openingnya yang sama sekali tak ada kaitannya dengan
tongseng.
Jadi
begini, saya hanya mengenal tongseng itu saat di Pontianak. Banyak
sekali warung makan yang menyediakan daging kambing yang diolah
menjadi tongseng. Selain tongseng mereka juga menyediakan gulai dan
sate. Tentu saja dari kambing. Namun yang paling terjangkau adalah
tongsengnya. Bukan harganya yang akan menjadi pokok permasalahan soal
tongseng ini. Melainkan kain kuning yang digunakan di perapian
tongseng itu.
Apakah
teman-teman menyadari kain tersebut warnanya selalu kuning? Saya tak
tahu di tempat teman-teman tetapi di beberapa tempat di Pontianak
yang saya singgahi memang menggunakan kain kuning. Warnanya juga
persis sama. Apakah warna kuning ini berpengaruh pada tongseng
tersebut? Saya kurang tahu. Saya cuma bertanya-tanya di dalam hati.
Mengapa mereka menggunakan kain kuning?
Saya
penasaran apa jawaban orang yang membuat tongseng tersebut jika saya
menanyakannya secara langsung? Namun saya takut terlihat konyol jika
menanyakannya pada mereka sehingga saya tak pernah menanyakannya pada
tukang tongseng mana pun. Hehehehe....
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi. (admin: Honeylizious [Rohani Syawaliah]).