Ampun
deh hari Minggu kemarin benar-benar melelahkan. Lebih melelahkannya
lagi rasanya saya menghabiskan berjam-jam dengan kesia-siaan.
Untungnya ada beberapa hal yang tetap menjadi hikmah hari itu. Pasti
takdirnya sudah demikian. Sebelum komputer yang saya gunakan rusak
beneran Allah telah menegur saya dengan menunjukkan 'kerusakan'. Jadi
sebenarnya PC yang saya gunakan sejak setahun lalu tersebut tidak
rusak tapi terasa rusak.
Ada
bunyi tik-tik yang terdengar pelan dari PC tersebut. Saya pernah
dengar seorang teman mengatakan bahwa jika PC berbunyi seperti itu
tandanya ada masalah dengan harddisknya dan memang pas dinyalakan tak
bisa masuk ke Ubuntu. Monitor langsung hitam dan ada tulisan 'read
error' bahkan sempat pula ada tulisan 'bla bla bla hd0 bla bla' saya
lupa tepatnya apa. Namun saya meyakini memang masalah pada harddisk
dan itu bukan masalah yang baru. Sebab sebelumnya saya sudah pernah
merusak netbook Lenovo saya di bagian tersebut.
Karena
saya sangat membutuhkan PC untuk bekerja di rumah saya langsung turun
bersama keponakan yang akhirnya datang menjemput saya yang ternyata
tak bisa membawa PC tersebut sendirian menggunakan Scoopy. Perjalanan
yang cukup jauh dan melelahkan hari itu. Berharap bisa langsung
diperbaiki hari itu juga. Tentu saja rata-rata toko tak bisa
mewujudkan permintaan saya begitu saja. Teknisinya bilang akan
mengecek terlebih dahulu. Begitu dinyalan voila.... PC-nya tidak
apa-apa. Jadi bisa langsung dibawa pulang.
Ternyata
yang menjadi masalah adalah posisi PC tersebut yang mendatar. Padahal
seharusnya posisinya harus berdiri. Karena di kamar tak ada meja
komputer dan saya sendiri lebih senang duduk di lantai untuk menulis,
meja untuk monitor itu adalah dengan membaringkan CPU dan meletakkan
LCD TV di atasnya. Itu keliru buat PC lama seperti milik saya. Jadi
sekarang sudah ada meja yang lain untuk LCD dan PC-nya sudah berdiri
dengan posisi yang benar.
Alhamdulillah
PC-nya nggak jadi rusak. Hehehe...