Sebenarnya
sejak kecil saya selalu diajarkan oleh Umak (ibu saya) untuk berbagi
dengan orang lain. Jadi ketika mendapatkan rezeki lebih dari yang
diharapkan atau lebih dari cukup saya memang suka sekali membaginya
dengan orang lain. Istilahnya kalau dapat sedikit ya baginya sedikit.
Kalau dapat banyak maka banyaklah yang akan saya bagi dengan orang
lain. Terutama saudara.
Tetapi
anehnya di dalam diri saya ini adalah saya kurang suka diminta.
Apalagi jika memintanya itu bagi saya tidak pantas dilakukan.
Misalnya kita membuat sesuatu lalu sesuatu tersebut menghasilkan
rezeki. Lalu tiba-tiba muncul orang-orang yang ingin meminta
bagiannya. Walaupun hubungan sudah dekat atau katakanlah keluarga
rasanya tetap tak pantas meminta jerih payah orang lain. Kecuali yang
punya jerih payah itu anak atau ibu sendiri. Jadi kalau nantinya saya
dapat rezeki tiba-tiba ibu saya meminta, bagi saya itu sangat wajar
atau nanti saat sudah punya anak, anak saya yang meminta sesuatu bagi
saya juga wajar. Termasuk suami. Namun di luar itu. Siapa pun
orangnya rasanya kalau tak ikut andil dalam menyumbangkan pikiran
atau tenaganya untuk sesuatu yang kita usahakan lalu kemudian meminta
bagiannya, saya tak akan bisa menerimanya.
Meskipun
sebenarnya saya akan memberikan, sejumlah yang saya ikhlas pada
mereka, tetapi ketika sebelum kita sendiri memberikan sudah diminta.
Itu entah mengapa merusak keinginan saya untuk berbagi lebih dengan
orang-orang ini. Dimintai. Saya lebih suka memberi tanpa diminta
sebab itu datang dari lubuk hati kita yang paling dalam. Kalau
diminta sebelum memberi itu kesannya kita memberi karena terpaksa.
Sebab diminta. Makanya kita mau memberi.
Syukur-syukur
kalau mood saya sebelumnya untuk berbagi itu tidak rusak. Tapi bisa
saja karena diminta saya jadi mengurungkan niat saya untuk membagi
rezeki saya dengan orang yang meminta tersebut lalu membaginya dengan
orang lain yang tak meminta. Jangan minta sesuatu dengan saya karena
memang saya tidak suka diminta-mintai. Sebab peminta-minta itu
biasanya ada di lampu merah sedang menadahkan mangkuknya menunggu
kita menebarkan uang receh. Padahal kalau dia mau bisa jadi tanpa
meminta orang dengan ikhlas memberikan rezeki untuknya yang
membutuhkan. Jika memang dirinya benar-benar fakir miskin. Bahkan tak
menutup kemungkinan rezeki yang dia terima dari pemberian orang akan
jauh lebih banyak dari yang dia dapatkan dengan meminta-minta.
Ah
semoga saja orang yang saya maksud membaca apa yang saya tuliskan di
sini.