Aku
tahu jika kamu sudah mengatakan tidak akan selalu tidak jawabanku.
Aku memohon seperti apa pun tak akan membuat bergeming. Menyebalkan
memang harus berbeda pendapat mengenai hal seperti ini. Aku ingin
bisa menyatukan pendapat kita dan menemukan titik temu. Titik di mana
kamu dan aku bisa menerimanya. Jalan tengah yang membuat kita tetap
bersama. Sekarang aku tak tahu di mana titik tersebut.
“Nick,
apakah kamu mencintaiku?”
Kamu
terdiam. Mematung. Aku bingung sebenarnya. Kamu tetap menjalin
hubungan denganmu meskipun kita berdua tahu semuanya sekarang sangat
hambar. Kamu hanya hadir sebagai kekasih tapi aku tak merasakan kasih
sayang yang pernah kamu berikan dulu.
“Tentu
saja aku mencintaimu.”
Akhirnya
kamu menjawabnya dengan nada yang membuatku kesal. Aku tak pernah
memaksakan perasaanku padamu. Kamu yang datang dan memohon untuk
menjadi kekasihku. Lantas apakah sekarang aku yang salah karena telah
menerimamu? Aku tak benar-benar ingat kapan kamu berubah menjadi
dirimu yang ini.
“Aku
tidak yakin kamu mencintaiku.”
“Bagaimana
bisa Nick? Lima tahun kita bersama dan tak pernah sekalipun aku
mengkhianati hubungan kita. Kamu bilang tak yakin? Setelah lima tahun
Nick?”
Kamu
mengangkat bahumu.