Honeylizious.com
– Siapa sih yang tak ingin hasil kerja kerasnya menghasilkan
tulisan di blog dihargai? Apalagi dalam bentuk rupiah. Setiap orang
punya caranya masing-masing untuk menghasilkan uang dengan
tulisannya. Kalau melihat belasan tahun ke belakang. Sudah lebih dari
19 tahun sebenarnya saya berlatih menulis.
Saya
akan tetap menyebutnya proses berlatih. Sebab menulis itu adalah
kegiatan berlatiha tanpa henti. Mau dikatakan mahir, senior, tingkat
lanjut, berbakat, apa sajalah namanya, proses menulis tetap sebuah
proses pembelajaran yang panjang dan tak akan ada habisnya. Sampai
tua nanti saya rasa saya tetap akan berlatih menulis. Selama saya
masih bisa mengetikkan jemari ke papan ketik.
Tak
terbayangkan puluhan tahun lagi saya sudah berubah jadi nenek-nenek.
Kulit keriput. Beruban. Gigi copot. Dan saya masih melakukan kegiatan
yang sama. Menulis. Saya yang berusia 8 tahun, waktu itu, yang masih
terkagum-kagum dengan dongeng yang dimuat di majalah Sahabat Pena,
hanya ingin menulis. Tak ada yang lain yang terpikirkan di dalam
kepala saya. Tak terbayangkan bahwa dengan menulis saya akhirnya
punya sumber rezeki yang alhamdulillah bisa menghidupi saya sampai
sekarang.
Padahal
saya yang berusia 8 tahun waktu itu tak mengerti soal honor menulis
di majalah. Kagum sekali dengan orang-orang yang bisa memuat
tulisannya ke dalam majalah. Terbit. Kemudian tulisannya melang-lang
buana. Saya pikir menulis dongeng akan sangat keren. Jadi latihan
saya yang pertama dulu adalah menulis dongeng. Dongeng tentang putri
yang baik hati dan pangeran yang tampan. Selalu begitu.
Saya
juga menulis sesuka hati. Mau dibilang tulisannya jelek. Bagus. Saya
tetap tak berhenti menulis. Bosan. Lelah. Tetap saya usahakan sempat
menulis satu dua postingan di blog ini. Kalau dulu, satu dua halaman
di kertas bekas yang saya kumpulkan dan jadikan 'kitab'
tulisan-tulisan saya.