Honeylizious.com
– Saat tulisan ini diterbitkan saya dalam perjalanan menuju
Jakarta. Saya akan hadir di Awarding Night Tulis Nusantara 2013.
Beberapa hari yang lalu saya masih merayakan senangnya bisa masuk 50
nominasi pemenang. Tak berharap akan melanjutkan perjalanan hingga 10
besar. Sebab 10 besar akan membuat saya berharap untuk menang. Itulah
fitrahnya manusia, terutama saya sendiri, sudah dapat betis mintanya
paha. Sudah dapat hati mintanya jantung pula.
Lalu,
saya benar-benar dikejutkan saat membaca nama saya di bagian 10 besar
fiksi cerpen Tulis Nusantara. Ya Allah, harapan apa ini? Bolehkah aku
berharap aku akan masuk 3 besar lagi? Bolehkah? Bolehkah? Boleh ya?
Kalau boleh sih. Demikian dialog saya yang terjadi beberapa waktu
lalu dengan Tuhan. Saya yakin dia tahu yang terbaik tapi saya
menginginkan ini Tuhan. Kata panitia mereka akan menghubungi pemenang
sebelum berangkat ke Jakarta. Jadi harapan saya untuk tahu saya
menang atau tidak tentunya dengan menunggu telpon dari panitia. Hari
Kamis saya menunggu.
Berharap
dengan cemas walaupun ketidakpercayaan diri terhadap cerpen itu
semakin memudar. Rasanya tidak mungkin si 'Anak Dare Tue' yang saya
tulis terburu-buru itu menang. Sedikit revisi pula di bagian akhir.
Tanggal 15 November menulisnya dan langsung mengirimkannya pada hari
yang sama. Mentah. Saya menyebut karya itu memang mentah. Sebab
terlalu terburu-buru memasaknya.
Kamis,
sampai tengah malam tak ada yang menghubungi saya. Harapan saya
kandas. Saya kecewa.