Honeylizious.com
– Desa Parit Setia tak seberapa jauh dari Bakau. Tempat saya lahir
dan dibesarkan. Di rumah Uwan dan Aki. Saya bahkan sering mendatangi
desa ini dengan berjalan kaki. Kalau berjalan kaki memang lebih
terasa jauhnya. Tapi kalau menggunakan sepeda motor bisa tiba di sana
dalam waktu 5 menit saja. Dekat bukan?
Di
Desa Parit Setia inilah berdiri sebuah tugu yang cukup horor. Sebuah
Tugu Ketupat Berdarah yang mengingatkan saya pada kejadian naas 14
tahun silam. Bagaimana masyarakat sekitar membabat habis satu etnis
yang dianggap meresahkan. Waktu itu di Jawai sekolah-sekolah
diliburkan mendadak. Kerusuhan waktu itu memang hingga hari ini masih
membekas.
Bagaimana
tidak? Saya melihat banyak kepala yang diarak keliling kampung. Belum
lagi potong tubuh yang bertebaran. Tumpahan darah di mana-mana.
Manusia sudah seperti hewan. Beringas dan saling bunuh. Sangat
menakutkan. Untungnya Abah hanya berdiam di depan rumah berjaga-jaga
dan di Pasar Matang Suri, komplek perumahan kami, tidak diserang.
Setiap
ke Desa Parit Setia yang saya lihat adalah Tugu Ketupat Berdarah Ini.